Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah belum akan menarik pinjaman siaga dan akan melanjutkan penerbitan surat berharga negara (SBN) sesuai target. Langkah ini ditempuh karena pasar yang semakin membaik.

"Sekarang kan pasarnya sudah membaik, sehingga kita akan lanjutkan penerbitan SBN untuk memenuhi target penerbitan bond. Tahun ini kan sekitar Rp139 triliun, nah itu akan kita teruskan," kata Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto di Jakarta, Selasa.

Namun menurut Rahmat kemungkinan untuk menarik pinjaman siaga di kemudian hari tetap terbuka jika ada gejolak lagi di pasar. "Kita lihat lagi apakah kondisionalitasnya sudah memenuhi persyaratan bagi kita untuk menarik pinjaman siaga atau tidak," katanya.

Rahmat menjelaskan, dalam pembiayaan defisit APBN ada komponen pembiayaan dari penerbitan SBN.

Pemerintah akan menarik pinjaman siaga dimaksud jika kondisi pasar sangat jelek di mana tidak ada permintaan atau sangat kecil dan imbal hasil (yield) yang harus ditanggung pemerintah sangat besar.

Rahmat menyebutkan, pemerintah akan menerbitkan sejumlah jenis SBN pada semester II 2009 ini.

Selain yang reguler berupa surat utang negara (SUN) dan surat perbendaharaan negara (SPN), pemerintah juga akan menerbitkan obligasi negara ritel (ORI) seri 006 pada Agustus 2009.

"Kita juga masih punya jatah penerbitan dari penempatan private placement dengan Depag yaitu Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) masih ada sisa sekitar Rp5 triliunan," katanya.

Juga ada kemungkinan atau peluang private placement lain, seperti dengan pemerintah daerah yang potensial.

Mengenai penerbitan sukuk negara pada semester II 2009, Rahmat mengatakan, ada rencana itu namun terbentur pada underlying aset yang masih memerlukan persetujuan DPR.

Menurut dia, potensi penerbitan sukuk termasuk asing masih besar karena dalam penerbitan perdana beberapa waktu lalu, permintaan yang masuk sangat besar (sekitar 7,2 miliar dolar AS) namun yang diterima pemerintah hanya 650 juta dolar AS.

"Jadi minat terhadap sukuk masih sangat besar, nah untuk semester II ini kita akan lihat, kalau kita masih bisa menambah underlying asset maka kita punya kesempatan untuk menerbitkan lagi," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009