London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak "rally" pada Rabu waktu setempat, setelah diberitakan bahwa cadangan minyak mentah turun tajam pada pekan lalu di Amerika Serikat, negara konsumen energi terbesar di dunia.

Dalam perdaganga sore di London, minyak mentah Brent North untuk pengiriman Agustus melonjak 2,18 dolar AS menjadi 63,04 dolar AS per barel.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Agustus, menguat 1,78 dolar AS menjadi 61,30 dolar AS.

Badan Informasi Energi AS (EIA), Rabu mengatakan, cadangan minyak mentah Amerika turun 2,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 10 Juli.

Jumlah itu lebih besar daripada ekspektasi pasar untuk turun 1,5 juta barel, menurut jajak pendapat para analis oleh Dow Jones Newswires.

EIA menambahkan bahwa persediaan bensin atau baham bakar minyak AS bertambah 1,5 juta barel dan destilasi -- yang termasuk minyak disel dan bahan bakar pemanas -- membengkak 600.000 barel.

"Statistik mingguan AS lebih kurang sejalan dengan ekspektasi," kata analis Calyon, Christophe Barret.

Dia menambahkan: "Stok minyak mentah, meski turun signifikan dalam beberapa pekan lalu, masih tinggi."

Kartel produsen minyak OPEC pada Selasa, memprediksi permintaan minyak mentah akan naik pada 2010 setelah dua tahun tumbuh negatif.

Pertumbuhan permintaan diperkirakan sebagian besar berasal dari negara berkembang seperti China, India, Timur Tengah dan Amerika Latin.

Setahun lalu, harga minyak telah melejit mencapai rekor puncak di atas 147 dolar AS -- tapi kemudian jatuh sejalan dengan menurunnya permintaan energi.

Pada 11 Juli 2008, minyak mentah New York telah meroket ke rekor tertinggi 147,27 dolar AS dan minyak Brent London mencapai puncak historis 147,50 dolar AS di tengah kekhawatiran tentang pasokan.

Namun setelah 12 bulan lalu, harga minyak telah jatuh kembali mencapai 32 dolar AS pada Desember, sebelum naik lagi di tengah harapan pemulihan ekonomi global tentatif.

Di tempat terpisah Rabu, pasar minyak mencerna berita bahwa kelompok militan utama Nigeria telah mendeklarasikan sebuah gencatat senjata 60 hari dalam "perang minyak" dengan pemerintah, setelah pembebasan pimpinan mereka Henry Okah berdasarkan perjanjian amnesti.

Gencatan senjata kedua militan kurang dari setahun datang hanya 48 jam setelah pemberontak meledakkan sebuah pelabuhan dok minyak di Lagos dalam serangan pertama mereka di luar wilayah produksi minyak Delta Niger.

Gerakan untuk Kemerdekaan Delta Niger (MEND) telah menyerang perusahaan-perudsahaam utama minyak dan angkatan bersenjata di selatan lebih dari tiga tahun meminta sebuah bagian besar dari kekayaan minyak untuk masyarakat lokal.

Pemberontakan tersebut telah memangkas produksi minyak harian Nigeria sekitar sepertiga dan memberikan kontribusi kenaikan harga baru-baru ini.

"Itu jelas, fundamental minyak masih lemah memberikan stok komersial meningkat dan permintaan turun," kata Nimit Khamar, analis di perusahaan pialang Sucden.

"Gabungan ini dengan gencatan senjata sementara di Nigeria dapat mendorong pasar minyak mentah menjadi di bawah tekanan, terutama jika ekonomi dan hasil korporasi AS mengecewakan pekan ini."(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009