Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwitabes) Surabaya masih menyelidiki kasus kematian Roy Aditya (15), pelajar SMA Negeri 16 Surabaya saat mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolahnya, Rabu (15/7).

Kepala Polwiltabes Surabaya, Kombes Pol Ronnie F. Sompie kepada wartawan di Surabaya, Kamis, mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan tim forensik terhadap korban, sebelum menyimpulkan ada tidaknya dugaan kasus pidana dalam kematian siswa baru tersebut.

"Mudah-mudahan secepatnya kami bisa mendapatkan hasil otopsi itu, sehingga kami bisa menindaklanjuti kasus itu," katanya usai memantau rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara di KPU Kota Surabaya.

Ia mengatakan, polisi telah meminta keterangan sejumlah saksi mata dari pihak sekolah dan panitia MOS SMAN 16 Surabaya, namun belum berani menyimpulkan apapun.

Roy Aditya meninggal dunia sesaat setelah mengikuti MOS di sekolahnya SMAN 16 Surabaya, usai jatuh pingsan dan sempat menjalani perawatan medis di Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari Surabaya, namun nyawanya tidak tertolong. Jenazah Roy Aditya kemudian dibawa ke kamar mayat RSUD Dr. Soetomo Surabaya untuk menjalani otopsi, guna memastikan penyebab kematiannya.

Hingga saat ini, penyebab kematiannya masih misterius, tapi ada dugaan korban mengalami stres dan tekanan psikis cukup berat, setelah mendapat tugas dari kakak kelasnya pada hari terakhir MOS.

Pihak keluarga korban mengatakan, Roy Aditya tidak memiliki catatan medis yang buruk dan sempat melakukan check up beberapa waktu sebelum masuk sekolah.

Namun, sejumlah teman korban di sekolah lamanya SMPN 35 Surabaya, mengungkapkan, apabila Roy Aditya pernah mengalami kejang-kejang dan pingsan di sekolah beberapa kali. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009