Jakarta (ANTARA) - Dua musisi berdarah Asia, Keshi dan Yuna sepakat bahwa representasi Asia sangat penting untuk digaungkan di belantika musik dunia.

Keshi, penyanyi berdarah Vietnam yang menetap di Texas, Amerika Serikat, mengungkapkan bagaimana musisi asal Korea Selatan, Dean, menggugahnya untuk berkarya di jalur yang sama.

"Artist favoritku adalah Dean, dia buat lagu dengan gaya trap-soul. Dia sama sepertiku, sama-sama orang Asia, dan musiknya yang bisa go worldwide memotivasiku sebagai orang Asia untuk melakukan hal yang sama," kata Keshi melalui konser virtual 88rising "Asia Rising Forever", Kamis (7/5).

Musisi bernama asli Casey Luong itu kemudian menceritakan bagaimana gitar, musik akustik, lo-fi, hip-hop, dan R&B mempengaruhi gaya dan nuansa dari karya-karyanya.

Baca juga: Kisah Stephanie Poetri hidup dan bermusik di Amerika Serikat

Baca juga: "I Love You 3000" masuk album "Head in the Clouds II"


Ia lalu tampil membawakan salah satu lagu terbarunya, "Blue", dan cover lagu "Sugar" milik Brock Hampton secara akustik.

Sementara, penyanyi asal Malaysia, Yuna, mengungkapkan dirinya sempat khawatir untuk memulai karier bermusiknya secara luas.

"Ketika awal mulai, aku merasa tidak ada platform buat musisi Asia sepertiku untuk menunjukan musik dari musisi asia sepertiku," ungkap Yuna.

Baca juga: Mahershala Ali, Yuna hingga DJ Khaled, seleb dunia berpuasa Ramadhan

Baca juga: Musik Yuna terinspiransi Nirvana
Yuna dalam konser virtual 88rising "Asia Shining Forever", Kamis (7/5/2020). (Youtube/88rising)


Lagu berjudul "Likes" yang ia bawakan, dibuat sebagai bentuk curahan hatinya mengenai tantangan dan kesulitan yang ia alami.

"Lagu ini tentang aku yang mencoba fit in di dunia musik. Aku adalah wanita Muslim yang berasal dari Malaysia, mencoba untuk berkarir hingga ke Amerika Serikat," kata dia.

Keshi dan Yuna merupakan dua di antara 23 penampil yang ikut memeriahkan konser virtual "Asia Rising Forever" yang juga menggalang donasi yang disalurkan melalui Asian-Americans Advancing Justice (AAJC).

Donasi dari konser virtual nantinya diberikan kepada yang membutuhkan terutama para korban terdampak pandemi virus corona melalui AAJC, serta sebagai bentuk untuk merayakan Asian and Pacific Islander American Heritage Month.

Asian and Pacific Islander American Heritage Month sendiri dirayakan selama bulan Mei untuk mengakui kontribusi warga Asia-Amerika dan beberapa orang Amerika dari Kepulauan Pasifik terhadap sejarah, budaya, dan capaian prestasi Amerika Serikat.

Baca juga: Awkwafina dan Jack Lowden jadi nomine BAFTA Rising Star

Baca juga: Tayang 4 jam, konser virtual 88rising galang donasi hingga Rp330 juta

Baca juga: Jackson Wang dan LOONA jadi kejutan di "Asia Rising Forever"

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020