Palembang (ANTARA News) - Di tengah kesiagaan aparat mengamankan objek strategis dan sarana umum, menyusul kasus pengeboman di Jakarta, Bandar Udara (Bandara) Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), Sabtu siang, dilanda isu adanya bom di dalam bandara ini.

Menurut informasi, petugas Bandara SMB II Palembang, Sabtu siang, sekitar pkl. 14.00 WIB mendapatkan telepon dari orang yang tidak diketahui identitasnya yang memberitahukan adanya pengiriman paket berisi bom di terminal kargo bandara.

Informasi itu segera disampaikan kepada pihak otoritas bandara yang kemudian mengontak aparat kepolisian setempat.

Namun setelah melakukan pengecekan, tim Gegana Polda Sumsel tidak menemukan bom atau benda yang mencurigakan di lokasi yang disebutkan oleh penelpon gelap itu.

Petugas sempat memeriksa sedikitnya lima paket mencurigakan, namun tidak menemukan bom atau bahan peledak, dan hanya mendapati paket yang berisi kabel, mesin ATM, obat-obatan, dan benda lain yang bukan peledak.

Pihak Gegana juga sampai memeriksa secara ketat seluruh kendaraan roda empat yang memasuki Bandara SMB II, sehingga mengakibatkan para calon penumpang tertahan memasuki lokasi bandara itu, di antaranya pelatih Sriwijaya FC (SFC), Rahmad Darmawan.

Petugas bandara juga secara maksimal mengerahkan personelnya membantu petugas kepolisian, untuk mengamankan dan menyisir kemungkinan adanya bahan peledak dan benda berbahaya di dalam bandara itu.

Sejumlah penumpang di bandara itu mengaku, kendati harus tertahan dan mesti melalui pemeriksaan ketat petugas keamanan, mereka umumnya setuju dengan tindakan pengamanan itu untuk mencegah aksi teroris berupa pengeboman kembali berulang di lokasi umum tersebut yang bisa menimbulkan banyak korban.

Mereka berharap petugas kepolisian dan aparat keamanan dapat segera mengungkap dan menangkap para pelaku pengeboman di Jakarta, sehingga aksi teror bom tidak terus berlanjut di negeri ini.

Kasus ledakan bom di Jakarta Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton itu, Jumat (17/7), menjadi pembicaraan hangat warga masyarakat Kota Palembang, dan mereka mengaitkan kemungkinan ancaman teror tersebut bisa saja terus berlangsung sebelum pelaku dan otak di balik aksi itu tertangkap.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009