Jakarta (ANTARA News) - Dadang Hidayat (36) salah satu korban  bom di hotel  JW Marriott  masih trauma setiap kali membayangkan pembawa bom yang  mendekatinya beberapa menit sebelum ledakan pada meledak.

"Kang Dadang kondisinya lumayan membaik bisa bekomunikasi dengan lancar, namun ia mengaku trauma jika terbayang orang yang diduga pembawa bom itu," kata kata Hadi Permana (25) adik kandung Dadang di Jakarta, Minggu, saat menjenguk kakaknya di ruang perawatan luka bakar Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.

Hadi mengatakan, pembicaraan dan pendengaran kakaknya  masih normal seperti biasa meskipun kedua mata Dadang masih belum bisa melihat benda dengan jelas.

Menurut Hadi, Dadang mengaku masih trauma jika terbayang orang yang mendekatinya memakai jas hitam bertopi dengan membawa tas ransel di depan dan satu koper dijinjingnya sekitar lima menit sebelum bom itu meledak.

"Orang itu sempat dicegah kang Dadang jangan bawa tas ke lokasi itu, Namun orang tersebut bilang mau ngantar barang ke bosnya,` kata Hadi saat menuturkan pembicaraannya Dadang.

Sementara itu di ruang perawatan luka bakar di lantai dua RSPP, nampak puluhan penjenguk dari keluarga, kerabat dan rekan kerja  melihat Dadang dari luar ruang perawatan. Bahkan beberapa temannya sempat berbicara dengan Dadang melalui telepon lokal di ruangan itu.

"Kondisinya sudah membaik, ia bisa berbicara dan mendengar dengan normal," kata Yopi salah satu rekan kerja Dadang di JW Marriott.

Sementara dadang nampak terbaring di ruang perawatan dengan luka bakar diseluruh bagian mukanya.

Supervisor perawatan RSPP Dr Eny Susuwati mengatakan, kondisi Dadang saat ini sudah stabil dan sedang menjalani perawatan ganti perban namun ia belum bisa memastikan sampai kapan perawatan tersebut dilakukan hingga Dadang sembuh.

Dadang bekerja sebagai supervisior restoran Hotel JW Marriott. Pria warga perumahan Tatia Asri, Cijujung Sentul itu mengalami luka bakar di wajah dan patah tangan kanan akibat ledakan bom tersebut. (*))

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009