Bojonegoro (ANTARA News) - Pasokan gas dan tabung elpiji dari Pertamina bagi warga di Bojonegoro, Jawa Timur, dalam konversi minyak tanah (mitan) ke elpiji, tersendat.

"Kami perkirakan karena pasokan gas dan tabung tersendat, pendistribusian di Bojonegoro, baru rampung pertengahan Agustus," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bojonegoro, Gumantiyo, Selasa.

Sesuai jadwal awal, lanjutnya, pendisitribusian kompor dan tabung elpiji 3 kg yang sudah berjalan beberapa waktu lalu, akhir Juli ini sudah rampung. Tetapi, katanya, karena ada keterlambatan pasokan gas dari Pertamina, proses pendistribusian bantuan kompor dan tabung elpiji 3 kg bagi warga di Bojonegoro, menjadi molor.

Sesuai alokasi, penyaluran dilakukan melalui, PT.Multi Grahita Nusantara 70.000 paket di Kecamatan Kalitidu, Kasiman ,Malo, Ngasem, Kedewan, Padangan dan Purwosari.

PT.Ciptanusa Buana Sentoso, 125.000 paket untuk Kecamatan Balen, Kanor, Sukosewu, Sumberrejo, Bubulan, Gondang, Margomulyo,Ngambon,Ngraho,Sekar, Tambakrejo dan Temayang.

Sedangkan PT.Marketing Sentratama Indonesia 60.000 paket untuk Kecamatan Kota, Dander, Kapas,Trucuk dan PT.Binnatin Surya Cipta sebanyak 70.000 paket untuk Kecamatan Baureno, Kedungadem, Kepohbaru dan Sugihwaras. Setelah dilakukan pendataan di lapangan, lanjutnya, paket yang disalurkan melalui empat penyalur hanya 310 ribu paket.

"Tidak semua warga di Bojonegoro yang sudah terdata menerima bantuan paket kompor dan tabung elpiji," katanya menjelaskan.

Gumantyo mengaku tidak tahu pasti jumlah warga di Bojonegoro, yang sudah menerima paket bantuan kompor dan tabung elpiji. Hanya disebutkan sejumlah desa di Kecamatan Ngraho, Padangan, Baureno, sudah mulai menerima.

Tetapi, untuk Kecamatan Kota, Kapas dan Balen, diantaranya masih belum menerima paket akibat pasokan tabung tersendat. "Mungkin dalam beberapa hari ini pasokan gas lancar kembali," katanya menambahkan.

Dia menjelaskan, telah mengirimkan surat kepada 27 Camat di Bojonegoro, diminta ikut mengawasi, penyaluran kompor dan tabung elpiji. Terutama, di dalam pendistribusiannya tidak terjadi pungutan.

"Kalau memang kompor dan tabung yang diterima ada yang rusak, warga bisa meminta ganti kepada penyalur," katanya menegaskan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009