Tangerang (ANTARA News) - Dalam kurun waktu lima hari sejak Jum`at (17/7) hingga Selasa (21/7), sudah sekitar 300 santri pondok pesantren Dar-Qolam, Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, yang diperiksa karena diduga terjangkit virus A H1N1 penyebab flu babi.

"Kini penyebarannya makin meluas dan sampai hari ini sudah 300 santri yang suspect flu babi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Hani Heryanto kepada ANTARA di Tangerang, Selasa.

Menurut Hani, penyebaran gejala flu babi di kompleks pesantren begitu cepat, dari 4.000 santri penghuni pesantren yang diisolasi, satu ruang asrama yang ditempati 400 santri terdapat sekitar 300 santri yang diduga terjangkiti virus flu babi.

Angka itu meningkat dengan cepat karena pada Jumat pekan lalu yang diduga terinfeksi virus itu baru 80 santri.

"Sulit bagi kita untuk mematahkan penyebaran penyakit ini, dalam sehari bisa lima hingga sepuluh santri yang tertular," tandas Hani.

Bahkan, diakui Hani cepatnya penyebaran gejala flu babi di kompleks pesantren tersebut, lantaran para santri yang mengalami panas tinggi dan demam ditempatkan seruang dengan santri lainnya.

"Setelah mereka diberikan obat tamiflu, santri penderita suspect flu babi maupun yang tidak menderita tidur bersama dalam satu ruang asrama. Hal inilah yang begitu cepat meluasnya penyebaran penyakit itu ke beberapa santri lainnya," aku Hani.

Tidak hanya para santri saja yang terserang suspect flu babi, sejumlah pendidik pondok pesantren Dar-Qolam juga mengalami hal serupa.

"Puluhan guru-guru santri juga mengalami panas demam dalam beberapa hari terakhir ini karena melakukan kontak dengan para santri yang sebelumnya telah terserang suspect flu babi," ungkap Hani.

Meski begitu, Ia menegaskan, ada sebagaian dari santri yang telah sembuh setelah sebelumnya suspect flu babi dan persediaan tamiflu yang sebelumnya kurang sudah mendapatkan stok tamiflu yang baru.

"Sampai saat ini kita masih menelusuri penyebab awal dari penyebaran penyakit itu di pesantren Dar-Qolam. Pemeriksaan dan pengobatan akan terus dilakukan hingga ratusan santri pesantren tersebut sembuh dari demam panas," jelasnya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009