Beijing (ANTARA News/Xinhuanet-OANA) - Bahkan setelah orang yang bercerai menikah lagi, perceraian dapat mengakibatkan gangguan besar pada kesehatan orang, demikian hasil satu studi yang disiarkan oleh kantor berita trans-nasional.

Studi itu memperlihatkan perceraian atau kematian satu pasangan dapat segera menoreh luka yang berlangsung lama pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

Selama masa perceraian berlangsung, orang mengalami tekanan yang sangat berat dan dapat mengabaikan kesehatan mereka; segera setelah kesehatan itu merosot, kondisi tersebut sulit membaik lagi, kata peneliti dalam studi tersebut Linda Waite, ahli sosiologi dan Direktur "Center on Aging" di "National Opinion Research Center", University of Chicago.

"Pernikahan kembali membantu. Itu kembali menempatkan anda di jalur kesehatan, tapi itu menempatkan anda kembali di jalur kesehatan dari titik yang lebih rendah, karena anda tak merawat diri anda sendiri selama satu tahun," kata Waite.

Studi tersebut menganalisis data yang dikumpulkan dari hampir 9.000 orang dewasa yang berusia 51 sampai 61 tahun, di antara mereka sebanyak 20 persen menikah lagi dan hampir 22 persen sebelumnya pernah menikah tapi tak menikah lagi. Kurang dari 4 persen tak pernah menikah.

Hasilnya memperlihatkan bahwa mereka yang telah bercerai, atau menjanda atau menduda menderita 20 persen kondisi kesehatan yang lebih kronis, seperti sakit jantung, diabetes atau kanker, dibandingkan dengan orang yang saat ini berumah tangga.

Kondisi kesehatan seperti depresi seringkali bereaksi secara cepat dan kuat terhadap perubahan. Namun kondisi seperti diabetes dan sakit jantung berkembang secara lamban selama masa yang lama.

Itu lah sebabnya mengapa kesehatan dirusak oleh perceraian atau keadaan menjanda atau menduda, bahkan ketika seseorang menikah lagi, kata studi tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009