London (ANTARA News/AFP) - Euro menguat terhadap dolar AS pada Jumat waktu setempat, meski data ekonomi buruk dan laba perusahaan turun di zona euro yang dilanda resesi, termasuk laporan bervariasi pada ekonomi AS, kata para dealer.

Mata uang tunggal Eropa dipindahtangankan pada 1,4267 dolar pada akhir Jumat di London, dibandingkan 1,4063 dolar pada akhir Kamis.

Euro juga naik terhadap mata uang Jepang menjadi 134,92 yen terhadap 134,33 yen sebelumnya, sementara dolar turun menjadi 94,76 yen dibandingkan 95,51 yen.

Ekonomi AS menunjukkan sinyal kebangkitan dari resesi panjang dan brutal, menurut data Jumat yang memperlihatkan penurunan output ekonomi (PDB) lebih tipis daripada perkiraan sebesar 1,0 persen pada kuartal kedua.

Estimasi departemen perdagangan pada produk domestik bruto (PDB) lebih kuat dari perkiraan para peramal swasta yang rata-rata memproyeksikan kecepatan kontraksi tahunan 1,5 persen untuk kuartal April-Juni.

Laporan menunjukkan sebuah pengurangan kemerosotan ekonomi dan meminjamkan kepercayaan kepada prediksi bahwa perekonomian terbesar dunia itu mendekati kebangkitan dari sebuah resesi yang dimulai pada bulan Desember 2007.

"Kontraksi yang kecil dalam ekonomi pada kuartal kedua adalah indikasi lain bahwa resesi akan segera berakhir," kata Augustine Faucher, ekonom dari Moody`s Economy.com. unit analisis dari lembaga pemeringkat Moody`s.

Paul Ashworth dari Capital Economics mengatakan grup risetnya telah "mencatat sebuah kenaikan rendah untuk PDB sebesar satu persen" untuk kuartal sekarang.

Namun laporan AS juga memperlihatkan bahwa belanja konsumen, penggerak utama dari kegiatan ekonomi, turun 1,2 persen setelah naik dari 0,6 persen pada kuartal pertama.

Sementara, pasar valuta asing mencerna berita jatuhnya inflasi di zona euro.

Harga konsumen di 16 negara pengguna euro mengalami rekor penurunan 0,6 persen pada Juli dari periode sama tahun lalu, setelah jatuh untuk pertama kalinya bulan lalu, menurut estimasi remis UE Jumat.

"Inflasi tahunan wilayah euro diperkirakan menjadi minus 0,6 persen pada Juli 2009 menurut sebuah estimasi yang disiarkan," kata lembaga data Uni Eropa, Eurostat, dalam sebuah pernyataannya. Angka minus 0,1 persen pada Juni.

Setelah mencapai rekor tertinggi 4,0 persen pada Juni dan Juli 2008, inflasi zona euro telah turun tajam karena harga minyak dan komoditas lainnya jatuh dalam menghadapi kecenderungan turun ekonomi global.

Sebagian besar ekonom memperkirakan inflasi zona euro akan menyusut ke dalam wilayah negatif, tetapi mengesampingkan deflasi berkepanjangan gaya Jepang, sebuah spiral penurunan harga yang merusak.

Sementara penurunan harga mungkin menyenangkan konsumen, deflasi dapat mendatangkan malapetaka pada ekonomi keseluruhan karena rumah tangga menahan belanja dengan harapan memperoleh harga yang murah sekali pada waktu mendatang, menggangsir permintaan dan produksi.

Bank Perancis BNP Paribas juga memperingatkan bahwa hasil perusahaan pada kuartal kedua dari perusahaan-perusahaan Eropa dapat memberikan hasil "beberapa kejutan negatif" yang akan menekan turun pasar saham Eropa dan menempatkan euro di bawah tekanan.

Di London pada Jumat, euro dipindahtangankan pada 1,4267 dolar terhadap 1,4063 dolar akhir Kamis, pada 134,92 yen (134,33), 0,8542 pound (0,8527) dan 1,5243 franc Swiss (1,5302).

Dolar berada pada 94,76 yen (95,51) dan 1,0706 franc Swiss (1.0876). Pound pada 1,6666 dolar (1,6489).

Di London Bullion Market, harga emas naik tipis menjadi 939 dolar per ons dari 932,50 dolar pada akhir Kamis.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009