Ramadi, Irak (ANTARA News/AFP)- Empat wanita dan tiga anak-anak tewas akibat serangan bom mobil di sebuah pasar di tengah kota Haditha, Irak barat, kata para pejabat militer dan medis.

Bom itu meledak di sebuah pasar populer pukul 10:30 waktu setempat (14;30 WIB), ketika polisi lokal biasanya melakukan patroli di lokasi itu, kata seorang perwira polisi yang menolak identitasnya disebutkan.

"Kami menerima tujuh mayat empat wanita dan tiga anak-anak, dan 17 orang cedera, termasuk wanita dan anak-anak," kata Dokter Ahmed Hussein dari rumah sakit Haditha.

Seorang kapten angkatan darat Irak di Haditha, yang berbicara tanpa bersedia namanya disebutkan, menyebut tujuh orang tewas dan lebih dari 20 orang cedera.

Perwira polisi itu mengatakan sebuah mobil yang diparkir meledak dekat pasar tersebut, yang secara rutin dikunjungi patroli polisi pada sekitar waktu yang sama setiap hari, yang merusak beberapa toko dan dua mobil terbakar.

"Aksi itu mungkin dilakukan para anggota Al Qaida , yang berusaha mengincer pasukan keamanan Irak dan para warga sipil," katanya.

Haditha terletak di jalan antara Baghdad dan perbatasan Suriah di provinsi Anbar, yang pernah menjadi pangkalan kelompok perlawanan Sunni. Kini kini aksi kekerasan di daerah itu menurun tajam dalam 18 bulan belakangan ini setelah suku-suku lokal berbalik menentang Al Qaida dan bersekutu dengan pasukan pimpinan AS.

Akan tetapi, satu serangan bunuh diri dekat sebuah kantor polisi di kota Al Qaim dekat perbatasan Suriah di Provinsi Anbar, Kamis menewaskan tiga orang dan 30 lainnya cedera.

Dan bulan lalu terjadi tiga serangan dalam sepekan di ibukota provinsi Ramadi yang menewaskan 12 orang.

Serangan-serangan menurun di seluruh Irak dalam bulan pertama pasukan Irak mengambil alih tanggung jawab keamanan di daerah-daerah perkotaan sejak invasi pimpina Amerika tahun 2003.

Pasukan AS ditarik dari kota-kota besar dan kecil 30 Juni sebagai bagian dari satu perjanjian keamanan antara Baghdad dan Washington yang menetapkan pasukan AS ditarik seluruhnya dari Irak pada akhir tahun 2011.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009