Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah dalam RAPBN 2010 menetapkan angka defisit sebesar Rp98,0 triliun atau 1,6 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Jumlah ini mengalami penurunan sebesar Rp35,0 triliun, bila dibandingkan target yang direncanakan dalam RAPBN-P 2009 sebesar Rp133,0 triliun (2,5 persen PDB)," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato Penyampaian Pengantar RAPBN 2010 dan Nota Keuangan di depan Rapat Paripurna Luar Biasa DPR di Gedung MPR/DPR Jakarta, Senin.

Kepala Negara menyebutkan,pendapatan negara dan hibah direncanakan mencapai Rp911,5 triliun, atau meningkat Rp38,8 triliun dari sasaran RAPBN Perubahan (RAPBN-P) tahun anggaran 2009.

Sementara belanja negara direncanakan mencapai Rp1.009,5 triliun, yang berarti lebih tinggi sebesar Rp3,8 triliun dari yang dianggarkan dalam RAPBN-P tahun 2009.

Untuk mencapai sasaran pendapatan negara, pada tahun anggaran 2010 mendatang pemerintah akan terus melanjutkan langkah-langkah optimalisasi penerimaan, baik penerimaan dari pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Dari rencana pendapatan negara dan hibah yang ditargetkan mencapai Rp911,5 triliun pada 2010, penerimaan perpajakan Rp729,2 triliun, sedangkan PNBP Rp180,9 triliun.

Penetapan besaran RAPBN 2010 itu didasarkan kepada berbagai asumsi makro ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi sekitar 5,0 persen, tingkat inflasi 5,0 persen, dan nilai tukar rupiah rata-rata Rp10.000 per dolar AS.

Selain itu suku bunga SBI 3 bulan rata-rata 6,5 persen, harga minyak mentah Indonesia di pasar internasional 60 dolar AS per barel, dan "lifting" minyak mentah Indonesia diharapkan dapat mencapai 965.000 barel per hari.

"Dalam suasana ekonomi dunia yang masih belum stabil, risiko terjadinya perubahan berbagai asumsi makro pada tahun 2010 tetap harus kita antisipasi, dengan menyiapkan berbagai kontijensi," kata Presiden.

Pemerintah menetapkan tema "Pemulihan Perekonomian Nasional dan Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat", sebagai Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2010.

"Hal ini sejalan dengan tantangan global dan nasional yang masih terus berlangsung hingga tahun 2010, serta tujuan kebijakan nasional yang akan kita capai," kata Presiden.

Sesuai dengan tema tersebut, dalam RKP tahun 2010 ada lima agenda program pembangunan nasional. Kelima agenda tersebut adalah, Pertama, pemeliharaan kesejahteraan rakyat utamanya masyarakat miskin, serta penataan kelembagaan dan pelaksanaan sistem perlindungan sosial.

Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Ketiga, pemantapan reformasi birokrasi dan hukum, serta pemantapan demokrasi dan keamanan nasional. Keempat, pemulihan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi; dan

Kelima, peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan kapasitas penanganan perubahan iklim.

Dari kelima agenda tersebut dan memperhatikan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ke-2 (RPJMN ke-2), dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, maka RKP 2010 disusun dengan tujuan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang.(*)

 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009