Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Aviliani mengatakan, Pemilu telah membuat pertumbuhan kredit perbankan lebih lambat dibandingkan dengan kredit perusahaan pembiayaan.

"Siapa sih dunia usaha yang mau ekspansi di saat pemilu, sedangkan kredit perusahaan pembiayaan tidak terpengaruh," kata Aviliani kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kredit yang disalurkan perusahaan pembiayaan bersifat konsumtif sehingga pelaksanaan pemilu tak mempengaruhi konsumsi masyarakat.

Pemilu yang dimulai dari 2008 hingg Pemilu Presiden Mei 2009 telah membuat suasana politik memanas sehingga mempengaruhi dunia usaha Indonesia.

Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Agustus ini menunjukkan penyaluran kredit dalam enam bulan pertama 2009 hanya tumbuh 1,1 persen dari posisi akhir Desember 2008 yang senilai Rp1.353,60 triliun.

BI menyebut, terbatasnya penyaluran kredit antara lain karena masih tingginya persepsi risiko sektor riil, sementara permintaan kredit masih rendah mengingat kegiatan investasi yang juga rendah.

Kondisi sedikit membaik dibandingkan Mei 2009 dimana kredit perbankan tumbuh hanya tumbuh 0,2 persen, sedangkan untuk kredit perusahaan pembiayaan tumbuh 18 persen. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009