Jayapura (ANTARA News) - Panglima Kodam VII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y. Nasution membantah tudingan TNI merebut pengamanan di areal operasional tambang tembaga dan emas PT Freeport Indonesia dari kendali Polri.

"Tidak benar pemikiran bahwa TNI ingin kembali mengamankan PT. Freeport yang sejak 2002 sudah diserahkan ke Polri," tegasnya dalam "coffee morning" di Jayapura, Kamis.

Nasution juga menyayangkan isu di sejumlah media yang menyatakan TNI ingin kembali mengamankan Freeport karena uang pengamanan.

"Berapa besar uang pengamanan sehingga harus diperebutkan? Itu semua fitnah karena apa yang diterima prajurit semua sama yakni untuk Bintara/Tamtama Rp 25.000/hari dan Perwira Rp 30.000/hari," jelasnya.

Diakuinya, TNI saat ini bertugas membantu Polri dalam pengamanan kawasan Freeport sehingga TNI yang hanya 112 anggota dari TNI AD, AL dan AU.

Namun, lokasi atau pos anggota TNI berada jauh dari lokasi terjadinya aksi penembakan yang menewaskan dua karyawan PT. Freeport beberapa waktu lalu.

"Saat terjadinya insiden di kawasan PT.Freeport, Panglima TNI menanyakan posisi anggota TNI yang bertugas dalam satgas Amole dan kami menyatakan posisi anggota TNI jauh dari lokasi peristiwa," tegas Nasution. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009