..AS akan bereaksi keras terhadap rencana China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong..
New York (ANTARA) - Wall Street berakhir bervariasi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor mempertimbangkan meningkatnya ketegangan China-AS dan ketidakpastian yang sedang berlangsung tentang laju pemulihan ekonomi dari virus corona.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 8,96 poin atau 0,04 persen, menjadi ditutup di 24.465,16 poin. Indeks S&P 500 naik 6,94 poin atau 0,24 persen, menjadi berakhir di 2.955,45 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 39,71 poin atau 0,43 persen, menjadi 9.332,59 poin.

Untuk minggu ini, Dow menambahkan 3,3 persen, S&P 500 naik 3,2 persen, dan Nasdaq naik 3,4 persen.

Peringatan Presiden Donald Trump pada Kamis (21/5/2020) bahwa AS akan bereaksi keras terhadap rencana China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong telah menimbulkan kekhawatiran atas Washington dan Beijing yang mungkin mengingkari perjanjian perdagangan Fase 1 mereka.
Baca juga: China sahkan aturan keamanan, aktivis ajak warga Hong Kong unjuk rasa

Di akhir sesi, saham-saham naik tipis setelah Departemen Perdagangan AS mengatakan pihaknya menambahkan 33 perusahaan China dan institusi lain ke daftar hitam ekonomi untuk pelanggaran hak asasi manusia dan untuk mengatasi masalah keamanan nasional AS.

Retorika yang meningkat antara Washington dan Beijing telah merobohkan Wall Street dari tertinggi multi-bulan, meskipun tiga indeks utama masih semuanya naik sekitar tiga untuk minggu ini, didorong oleh optimisme tentang kemungkinan vaksin virus corona dan pelonggaran pembatasan terkait virus.

“Kami masih berpikir kekhawatiran COVID-19 ada di kursi pengemudi, tetapi kami dapat melihat hubungan AS-China kembali ke kursi depan,” kata Eric Freedman, kepala investasi di Bank Wealth Management AS.
Baca juga: AS peringatkan China terkait UU keamanan nasional baru di Hong Kong

Bursa saham AS akan ditutup pada Senin (25/5/2020) untuk hari libur publik "Memorial Day".

Investor juga terus mencerna beberapa data ekonomi utama. Klaim pengangguran awal AS mencapai 2,438 juta pada pekan yang berakhir 16 Mei, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis (21/5/2020).

Selama sembilan minggu terakhir, lebih dari 38 juta orang Amerika telah mengajukan klaim asuransi pengangguran, karena ekonomi terus terhuyung-huyung akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Menteri AS anggap wabah corona bisa positif bagi ekonomi Amerika

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan Kamis (21/5/2020) bahwa ekonomi AS menghadapi tingkat ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai akibat dari wabah virus corona.

Gubernur bank sentral AS mengatakan sementara bebannya meluas, "mereka yang menanggung dampak kejatuhan adalah mereka yang paling tidak sanggup menanggungnya."

Pada Jumat sore (22/5/2020) lebih dari 1,59 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi telah dilaporkan di AS, dengan lebih dari 95.000 kematian, menurut Pusat Sains dan Teknik Sistem (CSSE) di Universitas Johns Hopkins.

Baca juga: Fed pertahankan suku bunga mendekati nol di tengah kejatuhan COVID-19

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020