Karimun, Kepri (ANTARA News) - Seorang warga bernama Syahroni (28) yang kedapatan mencuri telepon genggam milik Lajeni, anak buah kapal penangkap ikan di Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, ternyata berkewarganegaraan Myanmar dan tidak memiliki identitas resmi.

"Saya masuk Karimun melalui pelabuhan domestik Tanjung Balai Karimun sekitar 10 hari lalu, terus naik ojek ke Meral. Di sini saya sempat bertemu dengan orang kapal dan saya mengatakan ingin cari kerja," paparnya di Karimun, Jumat, setelah Rabu sebelumnya dibekuk petugas.

Syahroni mengaku masuk ke Indonesia pada 2007 dan berdomisili di Batam dengan profesi buruh bangunan di kawasan Barelang.

Dia mengaku pernah tinggal di Thailand akibat korban sindikat penjualan lelaki untuk dijadikan pemuas nafsu wanita atau gigolo. Kemudian, karena tidak tahan, dia melarikan diri.

"Kemudian masuk ke Batam karena ada kenalan dengan orang kapal yang membawa saya ke Batam, lalu saya bekerja sebagai buruh bangunan," ujarnya.

Karena bangunan yang dikerjakannya di Barelang selesai, sepuluh hari lalu, dia ke Karimun melalui pelabuhan Punggur di Batam dan karena tak memiliki pekerjaan dia  mencuri telepon genggam Lajeni.

Masuknya warga negara Myanmar tanpa memiliki dokumen ke Karimun, disorot banyak kalangan, diantaranya Sekretaris LSM Pura Semesta, Ruseno, yang menyebutnya sebagai bukti lemahnya pengawasan terhadap orang asing di Kabupaten Karimun.

"Ironis, mengingat Karimun berada di wilayah perbatasan, harusnya pengawasan terhadap orang asing menjadi salah satu skala prioritas dari instansi terkait, apalagi saat ini negeri ini tengah gencar-gencarnya mengejar teroris," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009