Padang (ANTARA News) - Gempa susulan berskala rendah mewarnai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-64 di Kota Padang, Sumatra Barat, Senin.

Menurut situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, gempa kelima terjadi pada pukul 07.33, dengan kekuatan 5,2 skala richter. Namun demikian, aktivitas warga di Kota Padang, dan Sumatera Barat pada umumnya tetap berjalan normal.

Gempa terbaru tersebut berada di posisi 1.51 LS - 99.43 atau 67 Km Tenggara Siberut Mentawai, dengan kedalaman 10 Km. Sebelumnya, secara berturut-turut terjadi gempa pada pukul 02:53, 03.23 dan pukul 04.53 dengan kekuatan 5,3 SR. Ketiga gempa ini berpusat di Siberut, Mentawai.

Sedangkan gempa keempat, terjadi pada pukul 07.07 dengan kekuatan 5,0 SR, dan berpusat di 74 Km Bengkulu.

Koordinator Satkorlak Penanggulangan Bencana Sumatera Barat Ade Edwar mengatakan, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa akibat gempa.

Sedangkan data korban luka-luka masih sama dengan data Minggu, yakni enam orang. Korban luka ringan yang tertimpa plafon di Plaza Andalas, di Padang Padang, yakni Dely Putri (47), Sarila (61), Yulia (17), Yuci (18) dan Salsa (11) mengalami kesleo.

Kemudian Firdaus (36), warga Siteba Padang mengalami luka ringan saat lari ketika guncangan gempa pertama sekitar pukul 14:38 WIB terjadi.

Hingga Senin pukul 07.40, kondisi Kota Padang masih normal, pasca gempa 6,9 SR yang menimpa Padang dan sekitarnya. Selama Minggu, terjadi sembilan kali gempa yang sempat membuat warga Sumbar cemas.

Aktivitas warga "Kota Bingkuang" tampak berjalan normal.

Upacara detik-detik peringatan HUT RI ke-64 tingkat Kota Padang tampak dilangsungkan di Lapangan Imam Bonjol Padang. Sedangkan untuk tingkat provinsi akan dilaksanakan pukul 10.00 di Halaman Kantor Gubernur

Sumbar dengan inspektur upacara Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi.

Dari Kabupaten Kepulauan Mentawai dilaporkan warga yang sehari sebelumnya lari ke bukit-bukit sudah kembali ke rumah masing-masing.

Gempa hebat pernah terjadi Sumbar pada Maret 2007, disusul kemudian 12-13 September. Sumbar dikenal sebagai daerah rawan gempa di Indonesia akibat Pulau Sumatra berada di atas patahan besar Sumatra atau patahan semangko.

Pakar gempa Badrul Mustafa mengungkapkan, gempa yang terjadi mulai Minggu (16/8), memiliki sumber baru. Artinya bukan kelanjutan dari gempa 2007. Karena itu dia mengingatkan agar masyarakat Sumbar waspada terhadap gempa susulan yang lebih hebat. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009