Seoul (ANTARA News) - Satelit Korea Selatan (Korsel) gagal memasuki orbit sasaran setelah berhasil memisahkan diri dari roket pengantarnya, kata menteri ilmu pengetahuan Korsel, Selasa, seperti dilaporkan Xinhua.

"Kami tak dapat menemukan satelit tersebut di orbitnya, tempat satelit itu mestinya berada," kata Menteri Ilmu Pengetahuan Ahn Byung-man dalam suatu taklimat. Ia menyebut hal itu "gagal sebagian".

Namun, pemerintah menyatakan Seoul belum mengidentifikasi penyebab pasti peristiwa itu. Seoul masih mengamati satelit tersebut yang menyala sebagaimana rencana, tapi 26 kilometer lebih tinggi dari posisi sasarannya.

"Kami sekarang melakukan analisis guna memeriksa seberapa jauh satelit itu menyimpang dari orbit sasarannya," kata Lee Joo-jin, pemimpin pusat ilmu pengetahuan yang bertanggung jawab atas peluncuran tersebut.

Ditambahkannya, satelit itu tak memiliki peluncur sendiri, yang berarti satelit tersebut tak dapat ditempatkan di orbit lagi.

Namun, Lee tak bersedia mengatakan kontak dapat dilakukan dengan satelit itu, dan juga tak mengatakan bahwa satelit tersebut telah "hilang".

Kendaraan-1 Peluncuran Antariksa Korea (KSLV-1), yang membawa satelit itu, diluncurkan pukul 05.090 waktu setempat (17:00 WIB), dan belakangan berhasil melakukan pemisahan tahap-1 dan tahap-2.

Meskipun pemisahan tahap-dua mengandung risiko, media setempat melaporkan bahwa Korea Selatan telah berhasil dalam peluncuran roket antariksa tahap pertama, yang kembali satu jam kemudian saat satelit tersebut tak menemukannya di orbitnya yang direncanakan.

Peluncuran roket tersebut mulanya dijadwalkan diselenggarakan pada 30 Juli, tapi harus ditunda dua kali sampai 19 Agustus akibat masalah teknis.

Namun jadwal peluncuran 19 Agustus kembali ditunda tujuh menit dan 56 detik sebelum mesinnya dihidupkan akibat gangguan di tangki tekanan tinggi, yang dapat mempengaruhi semua katup pada roket tahap pertama.(*)

Pewarta: Ardianus
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009