London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak turun lagi pada Kamis waktu setempat, satu hari setelah AS melaporkan lonjakan tak terduga cadangan minyak mentahnya yang menandai lesunya permintaan di konsumen energi nomor satu dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Oktober, turun 1,06 dolar AS menjadi 70,37 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Oktober turun 62 sen menjadi 71,03 dolar AS pada akhir perdagangan di London.

"Harga minyak telah menemukan kisaran perdagangan baru pada angka rendah 70-an pada bulan Agustus," kata Torbjorn Kjus, analis pasar minyak DnB NOR Markets, pada Kamis.

"Hal ini tidak sulit untuk menyatakan bahwa harga minyak bisa bergerak ke atas untuk menguji 80 dolar AS per barel dalam beberapa pekan mendatang, terutama didasarkan pada indikator makro-ekonomi positif.

"Namun kami masih percaya bahwa dalam bulan-bulan mendatang kami akan melihat harga turun signifikan, karena fundamental (penawaran dan permintaan) antara produsen minyak mentah dan penyuling memburuk."

Departemen Energi AS (DoE), Rabu mengumumkan, bahwa stok minyak mentah Amerika naik 200.000 barrel menjadi 343.8 juta pada pekan yang berakhir 21 Agustus, terhadap perkiraan untuk penurunan mingguan sebesar 600.000 barel.

"Persediaan telah meningkat ... yang jelas mengejutkan pasar sedikit menggigit," kata Ben Westmore, ekonom mineral dan energi untuk National Australia Bank.

"Itu tidak terlihat seperti keseimbangan permintaan dan penawaran di AS membaik ... itu tidak benar-benar tampak seperti pasokan besar yang bergantung di Amerika akan dapat diselesaikan dulu," katanya.

Sebuah proyeksi oleh kelompok pengendara kendaraan bermotor AAA bahwa Amerika akan mengurangi rencana perjalanan mereka pada libur hari buruh awal September, karena mereka mengencangkan ikat pinggang mereka di tengah resesi yang berkepanjangan, juga membebani harga minyak, kata para analis.

Sekitar 39,1 juta pelancong diperkirakan mengambil tempat di jalan raya dan penerbangan udara selama akhir-liburan musim panas, mencatat rekor penurunan 13,3 persen dari tahun lalu, sebuah survei AAA menunjukkan.

Pada Selasa, minyak mentah New York telah mencapai tertinggi 10 bulan 75 dolar AS menyusuk menguatnya data kepercayaan konsumen AS, sebelum terjun karena pengambilan keuntungan.

"Tampaknya sebagian besar pasar menggelepar di sini, karena investor mungkin mengambil beberapa uangnya dari meja setelah berminggu-minggu naik dengan mantap," kata analis MF Global, Ed Meir.

"Ini koreksi yang baik normal dan sehat, dan kita bahkan bisa melihat lebih lanjut pelemahan energi sebelum tekanan jual saat ini berjalan dengan sendirinya.

"Namun dalam pandangan kami, `pemulihan perdagangan` tampaknya masih utuh dan harus menghidupkan kembali pasar, terutama jika data makro AS terus mencerminkan jenis angka yang sekarang tampak mengejutkan lebih konsisten ke sisi kenaikan," tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009