Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda akan mengunjungi Timor Leste untuk menghadiri perayaan 10 tahun kemerdekaan negara itu sejak pernyataan kemerdekaan Timor Timur setelah jajak pendapat.

"Kehadiran Menlu adalah untuk memenuhi undangan dari Presiden Timor Leste. Perayaannya pada 30 Agustus 2009," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah di Jakarta, Jumat.

Menurut Faizasyah, kehadiran Menlu dalam perayaan itu adalah sebagai wujud itikad baik Indonesia untuk menciptakan hubungan yang baik antara kedua negara.

"Dengan semangat rekonsiliasi....untuk membangun hubungan persahabatan dan melihat ke masa depan yang lebih baik," ujarnya.

Saat ditanya tentang rencana pemutaran film "Balibo" dalam perayaan itu, Faizasyah mengatakan bahwa itu adalah hak pemerintah Timor Leste untuk menentukan pernak-pernik dari perayaan.

"Kita diundang, kita penuhi undangan, kita datang sebagai bentuk komitmen kita, kita tidak melihat pernak-pernik acara," katanya.

Namun, lanjut dia, terkait Balibo sudah ada fakta bersama yang dipaparkan oleh Pemerintah Indonesia dan diterima pula oleh Australia. Kasus itu sendiri telah ditutup.

Pada tahun lalu, Robert Connoly menyutradarai film "Balibo" yang mengisahkan mengenai peristiwa kematian sejumlah wartawan jaringan televisi Australia di Balibo, Timor Timur, 16 Oktober 1975.

Sebelumnya Pemerintah Indonesia telah menyampaikan harapan agar film tersebut juga menampung cara pandang Pemerintah Indonesia dan berimbang, sekalipun tidak mencampuri pembuatan film itu.

Faizasyah mengatakan, apabila film yang ditayangkan adalah film yang berasal dari buku atau apapun yang tidak bersumber fakta resmi yang telah diterima kedua pemerintah maka produk itu bersifat fiksi.

Timor Timur menyatakan kemerdekaannya setelah jajak pendapat pada era pemerintahan Presiden RI BJ Habibie.

"Kemerdekaan itu dimungkinkan karena ada perubahan situasi pada era Presiden RI Habibie dimana proses jajak pendapat dapat dilakukan karena Indonesia lebih terbuka pasca reformasi," kata Faizasyah. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009