Jayapura (ANTARA News) - Otoritas pengamanan Bandara Sentani, Jayapura, Papua akan segera memproses secara hukum kasus pendudukan landasan pacu bandara itu oleh warga kampung Yobe, Jumat pagi, hingga menyebabkan penerbangan terganggu.

Komandan KP3 Bandara Sentani AKP. M Yusuf kepada wartawan di Sentani, Jumat siang menjelaskan, warga yang menduduki bandara Sentani pagi tadi, telah melakukan perbuatan melanggar hukum sehingga akan diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.

Dimana warga ini menerobos masuk kedalam areal bandara melalui pagar yang terbuka karena sedang dilakukan renovasi.

"Mereka ini telah masuk kedalam areal pacu bandara tanpa izin, sehingga membuat aktivitas di bandara Sentani sempat macet total, dan sangat mengganggu kepentingan orang lain," ujarnya.

Ia menjelaskan, kepada para warga ini diancam dengan Undang-undang (UU) Nomor 9 tahun 1998 tentang Kebebasan Menyampaikan Pendapat di muka Umum.

"Karena mereka dianggap menyampaikan aspirasinya tanpa ada pemberitahuan kepada pihak kepolisian seperti amanat UU," ujarnya.

Selain itu tambahya, para warga ini juga terancam pasal 421, dari UU Nomor 1 tahun 1999 tentang Penerbangan, yang berbunyi tidak dibenrkan seseorang berada didalam areal pcu bandara tanpa izin.

"Saat ini memang belum ada yang ditahan, kita masih akan melakukan pemanggilan kepada para warga yang bersangkutan," terangnya.

Yusuf juga menambahkan,karena kasus ini dianggap telah berskala besar, maka pihaknya akan menyerahkan penanganannya kepada pihak Kepolisian Resort Jayapura di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Sebelumnya, sekitar 20-an warga dari marga Sokoy yang dikoordinir Karlos Sokoy, Jumat (28/8) pukul 06.15 WIT menduduki landasan pacu bandara Sentani hingga menyebabkan pesawat baik yang mau mendarat maupun lepas landas terganggu.

Pesawat Garuda dari Biak yang seharusnya mendarat pukul 06:45 WIT terpaksa harus kembali ke Biak setelah berputar-putar tiga kali di atas wilayah Sentani. Pesawat akhirnya baru bisa mendarat sekitar pukul 09:20 WIT.

Pihak kepolisian dan bandara bernegosiasi dengan warga sehingga mereka meninggalkan landas pacu dan aktivitas bandara Sentani kembali pulih.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009