Surabaya (ANTARA News) - Pesawat Casa 212 milik TNI AL yang mendarat darurat di Bandara Gwa Wamar Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Sabtu sekitar pukul 11:00 WIT, akibat "under shoot" atau terpaan angin.

"Kami belum mendapat laporan lengkapnya, tapi sementara diakibatkan oleh `under shoot`," kata Komandan Wing Udara-1 Puspenerbal Kolonel Laut (P) Parno, saat dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu malam.

Data yang diperoleh ANTARA dari Dobo menyebutkan, pesawat itu terpaksa mendarat darurat dengan badannya, karena roda bagian belakangnya patah, tetapi seluruh penumpang berjumlah 16 orang dinyatakan dalam kondisi selamat.

"Kami nyaris tewas ketika pesawat mendarat dengan badannya, karena roda belakang pesawat patah dan terseret 150 meter hingga keluar landasan pacu," kata Yanto, salah seorang penumpang yang dihubungi melalui telepon selulernya dari Ambon.

Menurut dia, pesawat milik TNI AL ini bertolak dari Bandara Internasional Pattimura Ambon sekitar pukul 07:00 WIT dan menyinggahi Bandara Dumatubun Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara, dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Dobo.

"Saat mendarat di Bandara Gwa Wamar Dobo sekitar pukul 11:00 WIT. Kami dikejutkan dengan guncangan pesawat secara tiba-tiba, sehingga membuat para penumpang histeris dan panik," ujarnya.

Kepanikan ini lebih diperparah saat pesawat tergelincir sekitar 150 meter keluar landasan pacu dan mengeluarkan percikan api, namun tidak terjadi ledakan maupun kebakaran

Guncangan tersebut diakibatkan dua roda pesawat bagian belakang patah dan badan pesawat terseret sampai ke luar landasan.

"Saya tidak tahu siapa nama pilot dan co-pilotnya, karena semua orang dalam keadaan panik, bahkan ada penumpang yang mengalami `shock` dan pingsan. Untungnya pesawat tidak meledak atau terbakar," ujar Yanto seraya menambahkan, seluruh penumpang dalam pesawat itu adalah orang dewasa.

Saat pesawat berhenti tergelincir, pilot langsung membuka pintu dan mempersilahkan penumpang untuk keluar perlahan-lahan.

Kecelakaan pesawat ini merupakan yang pertama kali terjadi di Kabupaten kepulauan Aru.

Menurut Kolonel Laut (P) Parno, pesawat Casa tersebut dipiloti oleh Kapten Laut (P) Marpaung dan co-piliot Lettu Laut (P) Zulda.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009