Teheran (ANTARA News) - Iran Sabtu menyambut sebagai "positif" laporan terakhir badan atom PBB mengenai program nuklirnya tapi negara tersebut bertekad untuk terus memperkaya uranium.

"Untungnya laporan IAEA sekarang ini lebih positif ketimbang laporan sebelumnya karena pendekatan baru dari republik Islam ini," kata pemimpin badan energi nuklir Iran Ali Akbar Salehi seperti dikutip oleh situs Internet televisi pemerintah.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam satu laporan penelitiannya, seperti diperoleh AFP, menyebutkan Iran telah memperlambat produksi uranium yang diperkaya dan setuju untuk lebih memperketat pengawasan atas pabrik pengayaannya.

Teheran juga telah memberi pemeriksa PBB akses ke sebuah reaktor riset yang telah lama dilarang, laporan terbatas itu mengungkapkan.

Uranium yang diperkaya dapat digunakan untuk membuat bahan bakar nuklir, tapi dapat juga menjadi material fisil untuk bom atom.

Iran diduga berupaya untuk mengembangkan senjata atom di bawah kedok program nuklir sipil, tuduhan yang Teheran bantah.

"Laporan ini menyebutkan bahwa Iran tidak memghentikan pengayaan uraniumnya yang kami anggap menjadi hak kami," kata Salehi, yang juga seorang wakil presiden Iran.

Para pemeriksa IAEA mengatakan bahwa sementara Iran masih memasang sentrifugal pemerkaya uranium di Natant, jumlah mesinnya sebenarnya bertambah dan produksinya yang menurun.

Seluruhnya 4.592 sentrifugal secara aktf memperkaya uranium, dibanding dengan 4.920 pada waktu laporan IAEA lalu, Juni. Bagaimanapun jumlah mesin yang dipasang meningkat dengan sekitar 1.000 hingga 8.308 sentrifugal.

Prancis, Jerman dan AS telah berbicara untuk mendukung embargo energi internasional terhadap Iran, yang kekurangan kapasitas pengilangan di dalam negeri meskipun menjadi kaya minyak.

Penolakan Iran untuk menghentikan pengayaan uranium, menentang permintaan berulang Dewan Keamanan PBB dan juga tiga set sanksi.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009