Palu, 14/9 (ANTARA) - Massa Front Pembela Islam (FPI) dan Pemuda Alkhairaat Sulawesi Tengah (Sulteng) mendatangi kantor PLN Kota Palu untuk meminta kejelasan kenapa pemadaman listrik semakin parah.

Massa yang berjumlah lebih 50 orang itu mendatangi Kantor PLN Palu di Jalan Kartini, usai melakukan shalat Tarawih, Minggu malam.

Beberapa perwakilan massa selanjutnya masuk menemui petinggi PLN yang saat itu sudah siap untuk bertemu di kantornya.

Juru bicara FPI Sulawesi Tengah, Syauqi Maskati, menilai PLN Palu belum mampu mengurus masalah kelistrikan di wilayahnya karena tidak bisa menyelesaikan krisis listrik yang terjadi selama ini.

Pemadaman listrik yang terus berlanjut, katanya, sangat mengganggu aktivitas beribadah di bulan suci Ramadan.

"Kalau tidak bisa mengurus masalah ini, ganti saja pejabat PLN, ganti dengan orang yang sanggup mengurusnya," katanya.

Sementara itu, Manajer PLN Palu Imran Rosyadi usai menemui perwakilan massa mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi di wilayahnya ini karena belum maksimalnya kerja PLTU Palu dan adanya kerusakan mesin di PLTD Silae.

PLTU Palu sendiri berdaya 2x13,5 Megawatt, dan PLTD Silae berdaya 20 Megawatt.

Belum maksimalnya kerja kedua pembangkit itu, katanya, mengakibatkan suplai listrik ke pelanggan tidak maksimal.

"Kami terus mengupayakan perbaikan untuk mengurangi pemadaman," katanya.

Saat ini sistem kelistrikan di Palu mengalami defisit daya sebesar tiga hingga delapan Megawatt.

Pihak PLN sendiri juga meminta maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan selama ini.

Usai mengadakan pertemuan itu massa FPI dan Pemuda Alkhairaat membubarkan diri dengan tertib dan mendapat kawalan puluhan petugas kepolisian.

Kejadian pemadaman listrik bergilir di Palu sendiri sudah berlangsung selama hampir dua bulan terakhir, dan terjadi hingga tujuh jam dalam sehari.

Massa FPI dan Pemuda Alkhairaat sendiri selama bulan Ramadan ini telah mendatangi Kantor PLN tersebut sebanyak tiga kali guna menyampaikan hal serupa, namun pemadaman listrik masih saja terjadi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009