Ambon (ANTARA News) - Rencana pelaksanaan olimpiade perdamaian internasional tingkat Asia di Provinsi Maluku yang dijadwalkan berlangsung September atau Oktober 2010 biasanya disasarkan pada daerah bekas konflik di suatu negara.

"Olimpiade ini merupakan ide Dewan Olimpiade Asia (OCA) yang memiliki kepedulian untuk menunjukkan kepada dunia luar tentang kondisi masyarakat yang semakin membaik, sehingga kegiatannya berlangsung di negara yang terdapat daerah bekas konflik " kata Sekretaris KONI Maluku, A Finanlambir di Ambon, Kamis.

Penunjukan Maluku sebagai tuan rumah penyelenggara olimpiade yang bakal diikuti sekitar 45 negara ini telah diperkuat dengan keberangkatan Ketua Umum KONI Maluku, Karel Albert Ralahalu bersama Sekretaris KONI setempat menghadap Meneg Pora Adhyaksa Dault dan Ketua KONI Pusat Rita Wibowo pekan lalu.

"OCA telah menetapkan Maluku sebagai tuan rumah olimpiade internasional 2010 dalam rapat di Bangkok beberapa waktu lalu," katanya.

Dia mengatakan, kegiatan internasional ini akan melibatkan lima cabang olah raga di antaranya, tinju, voli pantai, atletik, selam, dan anggar.

Pemprov Maluku sejauh ini tengah melakukan berbagai persiapan sarana dan prasarana gedung maupun peralatan pendukung seperti gedung olahraga Karang Panjang yang dijadikan tempat pertandingan cabang olahraga anggar dan tinju, stadion Mandala Remaja untuk lokasi atletik.

"Untuk cabang olah raga voli pantai, saat ini masih dilakukan survei pada tiga lokasi yakni pantai Namalatu, pantai pasir putih desa Alang dan pantai Liang, sedangkan pantai Hukurila dan Pulau Setan dijadikan lokasi olahraga selam" katanya.

Penunjukan Provinsi Maluku sebagai tuan rumah penyelenggara olimpiade internasional ini sangat positif untuk lebih memperkenalkan kehidupan masyarakat di daerah ini semakin baik dan kondusif.

"Apalagi dalam tahun 2010, banyak kegiatan berskala nasional dan internasional yang bakal berlangsung di daerah ini seperti Sail Banda dan Kejurnas PPLP sehingga pemerintah daerah bersama seluruh komponen masyarakat sangat mendukung," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009