New York (ANTARA News/AFP) - Dolar jatuh mendekati posisi terendah satu tahun terhadap euro Kamis, karena memuncaknya harapan untuk pemulihan dari krisis ekonomi global mendorong pengambilan risiko.

Pada 2100 GMT, euro dipatok pada 1,4740 dolar, naik dari 1,4708 dolar akhir Rabu di New York. Dolar naik menjadi 91,03 yen dari 90,94 yen.

Perdagangan rapuh, dengan mengkonsolidasikan keuntungan euro terhadap mata uang AS.

Samarjit Shankar dari Bank of New York Mellow mencatat tanda-tanda aksi ambil untung pada kenaikan baru-baru ini terhadap dolar oleh sebagian besar kelompok 10 mata uang, yang selain euro, mencakup yen, poundsterling Inggris, dolar Kanada dan franc Swiss.

"Fakta bahwa franc Swiss dan yen Jepang juga memperoleh manfaat dari pembelian netto dalam beberapa minggu terakhir yang menunjukkan aksi jual dolar berbasis luas," kata Shankar.

"Apakah sekarang serangan profit taking tetap dipertahankan untuk terlihat," tambahnya.

Sebelumnya, mata uang tunggal Eropa telah mencapai 1,4767 dolar, level tertinggi sejak 25 September 2008, karena pertumbuhan harapan pemulihan mendorong para pedagang menuju pengambilan risiko dan menjauh dari safe haven dolar.

Dealer mengatakan mereka memperkirakan euro membuat keuntungan lebih lanjut terhadap dolar, mungkin untuk tertinggi sekitar 1,50 dolar.

"Dari sudut pandang psikologis hampir tidak ada resistensi

(tingkat) ... sekitar 1,4750 dapat berdiri di jalan dari pergerakan euro menjadi 1,4965 dolar (puncak November 2007)," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatannya.

"Dan ada sedikit alasan untuk euro bull (bergairah) untuk mengambil keuntungan karena tingkat (bunga) dolar merugikan masih mendukung pandangan mereka," tambah mereka.

Federal Reserve mengisyaratkan akan terus menjaga suku bunga utama hampir nol sampai ekonomi terbesar dunia sembuh kokoh dari resesi mendalam yang dimulai pada bulan Desember 2007.

Selain itu, spekulan terus menggunakan dolar untuk mendanai "carry trades" -- pinjaman murah dolar yang kemudian dikonversi untuk berinvestasi aset yang memberikan imbal hasil lebih tinggi -- di tempat lain.

"Ini adalah lingkungan yang baik untuk carry trades lagi -- likuiditas lebih baik, meningkatnya selera resiko, volume valuta asing lebih rendah ... Segalanya cocok jadi baik sekali," kata Ulrich Leuchtmann, kepala riset valuta asing di Commerzbank.

Bank Sentral Jepang (BoJ/Bank of Japan) mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah pada 0,1 persen dalam keputusan dengan suara bulat, dan mempertahankan langkah-langkah stimulus yang ditujukan untuk memerangi kemerosotan terburuk dalam beberapa dasawarsa.

Ekonomi nomor dua dunia "menunjukkan tanda-tanda pemulihan," Gubernur BoJ Masaaki Shirakawa mengatakan dalam komentar yang sedikit lebih optimis daripada pandangan bank sentral bulan lalu bahwa kondisi ekonomi telah "berhenti memburuk. "

Ketua Federal Reserve Ben Bernanke mengatakan pekan ini bahwa resesi di Amerika Serikat mungkin berakhir, tapi memperingatkan pemulihan akan lamban.

Sejak Desember 2008, bank sentral AS telah menahan suku bunga di rekor rendah kisaran nol hingga 0,25 persen untuk memacu pinjaman dan kegiatan ekonomi.

Suku bunga utama Bank Sentral Eropa telah dipertahankan di rekor rendahnya 1,0 persen sejak Mei lalu, namun tetap memberikan keuntungan tingkat pengembalian euro atas dolar.

"Investor mata uang mencari imbal hasil dan dolar adalah yang terendah menghasilkan karena tingkat suku bunga AS ultra-rendah," kata analis GFT David Morrison.

"Pedagang mendengarkan Bernanke dan berpikir bahwa situasi ini akan berlanjut beberapa waktu," ia menambahkan.

Pada akhir perdagangan New York, dolar turun menjadi 1,0283 franc Swiss dari 1,0317 franc akhir Rabu. Pound turun menjadi 1,6445 dolar dari 1,6486.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009