Teheran (ANTARA News/AFP) - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Minggu menampik tuduhan Barat bahwa Teheran bertujuan mengembangkan senjata nuklir di bawah program tersembunyi, dengan menyatakan bahwa negaranya melarang kegiatan seperti itu. "Mereka secara salah menuduh Republik Islam memproduksi senjata nuklir. Kami pada dasarnya menolak senjata nuklir dan melarang produksi itu dan menggunakan senjata nuklir," kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi negara. "Mereka sendiri tahu bahwa ini tak benar...tapi ini bagian dari kebijakan phobia Iran yang mengendalikan perilaku pemerintahan-pemerintahan sombong itu hari ini." Komentar tersebut muncul menjelang pertemuan antara Iran dan enam negara kekuatan dunia dalam dua pekan mendatang. Mereka telah menuntut Teheran menghentikan program pengayaan uraniumnya -- satu proses yang dapat digunakan membuat material untuk satu bom atom. Iran sejauh ini telah menentang tuntutan itu dengan menyatakan programnya untuk energi nuklir damai. Republik Islam itu membantah tuduhan oleh Amerika Serikat, kekuatan-kekuatan Eropa dan Israel bahwa Teheran secara sembunyi-sembunyi mengupayakan pengembangan senjata nuklir. Komentar Khamenei, pemimpin paling berkuasa di negara itu, mucul setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan Selasa bahwa Iran harus menjawab kecemasan tentang program nuklirnya pada pertemuan dengan kekuatan dunia itu. Pemimpin Iran tersebut menuntut Barat merevisi kebijakannya. "Mereka harus memperbaiki ini. Bangsa Iran bersiap siaga. Mereka melihat dan memahami kebencian-kebencian dan siap menghadapi mereka. Republik Islam tak akan mundur," katanya. Pembicaraan Iran dengan AS, Inggris, Prancis, Rusia, China dan Jerman dijadwalkan berlangsung 1 Oktober. Uni Eropa memperkirakan pertemuan itu berlangsung di Turki. Khamenei yang berbicara dua hari setelah Hari Quds (Jerusalem) merujuk Israel sebagai "pemerintahan tiruan." Iran mengadakan aksi unjuk rasa terkait Hari Quds di seluruh pelosok negeri itu. Tapi ia membantah bahwa Iran -- pendukung kuat pihak Palestina --mencari solusi militer atas konflik di Timur Tengah itu. Khamenei menekankan "itu kebohongan...seperti diklaim media Barat bahwa Iran berusaha menghancurkan rezim Zionis dengan peralatan militer." "Republik Islam telah mengusulkan rencana manusiawi, logis dan bernalar," kata pemimpin itu merujuk pada referendum yang diusulkannya untuk memutuskan masa depan Israel, Jalur Gaza dan Tepi Barat. Iran pada masa lalu berhasil melakukan uji coba rudal darat-ke-darat dengan jangkauan hampir 2.000 kilomter, cukup untuk menyerang Israel. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009