London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak merosot pada Rabu waktu setempat, setelah Amerika Serikat mengatakan cadangan energinya meningkat tajam pada minggu lalu.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman November, merosot 2,95 dolar AS menjadi 68,81 dolar AS per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan November menyusut 2,53 dolar AS menjadi 68 dolar AS per barel pada akhir perdagangan London.

Departemen Energi AS (DoE) pada Rabu mengatakan, bahwa persediaan minyak mentah Amerika melompat 2,8 juta barrel dalam pekan hingga 18 September, sementara analis telah memperkirakan turun.

Stok sulingan (destilasi), yang termasuk bahan bakar pemanas, naik sebesar tiga juta barel minggu lalu. Distilatsi sedang dimonitor jelang musim dingin belahan utara ketika permintaan untuk bahan bakar pemanas mencapai puncaknya.

"Permintaan distilasi tetap sangat lemah meskipun indikator ekonomi meningkat," kata analis Calyon, Christophe Barret.

Pedagang minyak itu kemudian diperkirakan memonitor hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve AS yang dapat menunjukkan laju pemulihan ekonomi Amerika Serikat, negara konsumen energi terbesar di dunia. Pertemuan berakhir pada 1815 GMT.

Selain itu, akhir pekan ini, para pemimpin dari Kelompok 20 (G20) negara-negara maju dan berkembang akan membahas keadaan ekonomi global ketika mereka bertemu di kota Pittsburgh, AS.

Sebagian besar analis memperkirakan The Fed mempertahankan suku bunga utamanya pada tingkat yang ada hampir nol dalam upaya untuk merangsang permintaan domestik dan mempertahankan pemulihan ekonomi AS yang rapuh.

Permintaan energi telah mengalami penurunan setelah tahun lalu tergelincir ke dalam resesi ekonomi global terburuk sejak akhir tahun 1930-an.

Ini mengirin harga minyak berjatuhan dari tertinggi dalam sejarah lebih dari 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada bulan Desember.

Harga telah sedikit pulih tetapi investor tetap prihatin atas laju kemajuan ekonomi global.

"Meskipun data ekonomi terus menunjukkan kondisi ekonomi membaik, fundamental minyak dan permintaan minyak mentah masih tetap lemah," kata Nimit Khamar dari pialang Sucden di London.

"Hal ini membuat pelaku pasar waspada atas kemungkinan koreksi tajam harga."

Pelemahan dolar AS telah memberikan dukungan moderat untuk harga minyak minggu ini. Minyak diperdagangkan dalam dolar, yang dapat membuat minyak mentah lebih murah bagi pemegang mata uang kuat, merangsang permintaan dan mendorong harga lebih tinggi. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009