Padang (ANTARA News) - Ratusan warga di kawasan Kampung China, Kota Padang, Sumatera Barat diperkirakan terjebak di tengah reruntuhan gedung bertingkat akibat guncangan gempa yang terjadi pada Rabu, sore.

Wartawan ANTARA dari Padang melaporkan, situasi di wilayah Kampung China porak-poranda karena sebagian besar bangunan berupa rumah toko (ruko) rubuh.

Kawasan ini yang merupakan salah satu pusat bisnis di tengah Kota Padang, terdapat berupa "show room mobil, minimarket, dan perkantoran swasta.

Selain gedung rata dengan tanah, banyak juga ruko yang sebelumnya bertingkat tiga runtuh satu tingkat yang mengakibatkan sebagian pekerja yang ketika gempa terjadi terjebak di dalamnya.

Ruang pamer mobil salah satu agen tunggal pemegang merek (ATPM) juga terlihat kendaraan ringsek akibat tertimba beton.

Hingga berita ini diturunkan, warga dan karyawan pertokoan yang terjebak di gedung masih belum bisa dievakuasi.

Situasi lain yang lebih mengenaskan terlihat di jembatan Andale salah satu jembatan yang membelah kota itu.

Jembatan yang melintasi sungai itu terputus yang mengakibatkan ratusan kendaraan terhenti.

Gempa tektonik berkekuatan 7,6 skala richter itu juga membuat terminal di kawasan Tabing tidak bisa difungsikan.

Secara keseluruhan situasi kacau, hingga malam hari masyarakat masih banyak yang memilih tinggal di luar rumah karena takut terjadi gempa susulan.

Beberapa saat setelah gempa terjadi, banyak warga yang berupaya melarikan diri dengan menggunakan kendaraan motor dan mobil.

Akan tetapi karena dilanda rasa panik sebagian di antaranya ada yang justru mengakibatkan terjadi kecekalaan.

Sementara itu, Walikota Padang, Fauzi Bahar, langsung berkeliling kota meninjau situasi gempat.

Fauzi Bahar melalui mesjid-mesjid mengimbau warga agar tetap tenang karena gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami seperti yang dikhawatirkan sebagian masyarakat.

Situasi semrawut juga terlihat di Rumah Sakit Umum Daerah DR M Djamil, Padang.

Banyak pasien yang berhamburan ke luar ruangan perawatan karena takut terjadi gempat susulan.

Selain karena pasien yang panik, rumah sakit juga mulai dipenuhi warga yang dievakuasi untuk mendapat perawatan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009