Istanbul (ANTARA News/AFP) - Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan untuk sebagian besar ekonomi pada Kamis, karena dunia menarik diri dari penurunan curam, tetapi memperingatkan bahwa pemulihan berjalan lambat.

IMF memproyeksikan perekonomian global akan menyusut 1,1 persen tahun ini dan berbalik naik untuk pertumbuhan tahunan 3,1 persen pada tahun 2010, lebih baik daripada perkiraan Juli dari kontraksi 1,4 persen pada 2009 dan 2,5 persen pertumbuhan pada tahun 2010.

"Setelah resesi global yang mendalam, pertumbuhan ekonomi telah berubah positif, karena intervensi luas publik telah mendukung permintaan dan menurunkan ketidakpastian dan risiko sistemik dalam pasar keuangan," kata IMF dalam laporan setengah tahunan World Economic Outlook (WEO).

Lembaga multilateral yang berbasis di Washington itu merilis laporannya di Istanbul, jelang pertemuan tahunan di kota Turki itu dengan Bank Dunia pada 6-7 Oktober.

Ekonomi AS, terbesar di dunia, sedang memulihkan diri lebih baik dari sebelumnya, kata IMF, yang memproyeksikan penurunan 2,7 persen tahun ini dan ekspansi 1,5 persen pada tahun 2010, dibandingkan dengan masing-masing minus 2,6 persen dan 0,8 persen.

Di Eropa, kecepatan penurunan ini moderat, dengan 16-negara zona euro terlihat kembali ke pertumbuhan 0,3 persen pada tahun 2010, bukan jatuh 0,3 persen proyeksi WEO pada perbaikan Juli.

Dan ekonomi-ekonomi berkembang dan maju berada di depan pemulihan, diperkirakan mencatat pertumbuhan 5,1 persen pada tahun 2010, dipimpin oleh China dan India, masing-masing pada 9,0 persen dan 6,4 persen.

Pendorong kenaikan pertumbuhan global adalah kinerja yang kuat ekonomi Asia, didukung oleh stabilisasi atau pemulihan sederhana di tempat lain, kata IMF.

Faktor-faktor stimulus lainnya adalah rebound di bidang manufaktur, penambahan persediaan, kembalinya kepercayaan konsumen dan menguatnya pasar perumahan.

IMF menghargai kebijakan publik yang kuat di seluruh ekonomi maju dan berkembang yang mendukung permintaan dan mengurangi kekhawatiran depresi global untuk memicu pemulihan dari penurunan output global curam dan perdagangan sejak Perang Dunia II.

Namun demikian, IMF memperingatkan bahwa data menunjukkan rebound akan lamban dan "untuk beberapa waktu, pengangguran," dan kredit masih akan ketat.

Pertumbuhan global sekitar 3,0 persen pada tahun 2010 akan menjadi "jauh di bawah" kecepatan sebelum krisis keuangan melanda pada 2007 dan dipercepat pada September 2008 setelah kebangkrutan bank investasi Wall Street, Lehman Brothers.

Selama 2010-2014, sebuah langkah tak bersemangat sedikit di atas 4,0 persen perkiraan, kurang dari pertumbuhan 5,0 persen pada tahun-tahun sebelum krisis.

"Risiko penurunan tetap menjadi perhatian. Risiko utama adalah bahwa permintaan swasta di ekonomi maju masih sangat lemah," tulis ekonom IMF.

"Keluar prematur dari akomodatif moneter dan kebijakan fiskal adalah perhatian khusus, karena akibat kebijakan rebound mungkin salah bagi awal pemulihan yang kuat," kata lembaga dari 186 negara itu.

Keluar prematur bisa menunda pemulihan, mengijinkan deflasi menguat untuk berakar dalam spiral penurunan harga dan permintaan karena pembeli menunda pengeluaran untuk mengantisipasi penurunan harga lebih lanjut, IMF memperingatkan.

Kendala kredit tetap menjadi penghalang untuk pertumbuhan signifikan, meski ratusan miliar dolar publik dipompa ke sistem keuangan untuk membuka blokir kemacetan.

Bank kekurangan modal untuk mengembalikan pinjaman ke tingkat yang akan mendukung pemulihan.

IMF memperkirakan bahwa writedowns (penurunan nilai aset) bank global dapat mencapai 2,8 triliun dolar untuk periode antara pertengahan 2007 sampai akhir tahun 2010, dengan 1,5 triliun dolar AS kerugian belum diakui. Sebagian besar kerugian yang terjadi untuk bank AS, Inggris dan zona euro.

Kredit sektor swasta diperkirakan kontraksi atau menghalangi pertumbuhan di kawasan ini selama sisa waktu 2009, kata laporan itu.

Kondisi pembiayaan bagi banyak bisnis dan konsumen "akan tetap sangat sulit."

IMF meminta pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan yang lebih kuat guna meningkatkan modal bank dan memperbaiki neraca bank, dengan alasan "kemajuanmya hanya sangat parsial" hingga saat ini, dan jelas mendefinisikan strategi keluar mereka.

IMF berkata "perbaikan besar-besaran" dari sistem keuangan diperlukan, "yang tidak boleh terancam dengan menumbuhkan keyakinan bahwa bahaya krisis terbesar masa lalu, atau ketakutan bahwa keunggulan kompetitif nasional akan hilang, atau kepedulian bahwa solusi terbaik pertama berada di luar jangkauan untuk alasan teknis."

IMF diminta oleh Kelompok dari 20 ekonomi terbesar di Pittsburgh dalam KTT mereka minggu lalu, untuk mengambil peran lebih besar dalam menilai kebijakan anggota untuk mengurangi risiko krisis sistemik lain. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009