Jakarta (ANTARA News) - Subhan Aksa, yang akrab dipanggil Ubang, sudah berkelana mengikuti putaran kejuaran reli internasional, namun belum pernah tampil sebagai juara nasional dan musim ini impiannya itu sudah berada di depan mata, setelah tampil sebagai juara pada Reli Sulsel, Minggu.

"Ini merupakan impian lama dan mudah-mudahan pada akhir musim ini akan terwujud," kata Ubang yang sudah mengumpulkan 50 poin dari dua putaran reli nasional yang dimenanginya, terpaut jauh dengan peringkat kedua Rizal Sungkar (35,5 poin).

Kalau Rizal menang pada putaran berikutnya di Sumatera Utara, Desember 2009, maka poinnya menjadi 55,5, sedangkan Ubang cukup mendapatkan enam poin (urutan keenam overall) untuk menjadi juara nasional.

"Semoga saya bisa mendapatkan poin bagus untuk mewujudkan impan saya," kata Ubang dalam acara ramah tamah dengan seluruh anggota tim termasuk para mekaniknya dari Inggris serta media Minggu malam di Makassar.

Ubang mengatakan, ia mendambakan gelar itu karena ia sudah mengikuti beberapa putaran seri kejuaraan dunia PWRC dan Asia Pasifik tapi sebaliknya ia belum dapat gelar nasional.

Ubang, kelahiran Sulsel pada 11 Oktober 1986, dan pernah sekolah selama tiga tahun di Inggris, mengatakan ketika sekolah beberapa kali pulang untuk mengikuti perlombaan reli baik di Indonesia mau pun di negara lain. "Akibatnya saya harus mengulang beberapa pelajaran, tapi tahun 2007 saya fokus kuliah dan Alhamdulilah selesai juga," kata Ubang, yang bersama navigator Hade Mboi, terpilih menjadi duta AIDS oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional 2008.

Pada kejuaraan nasional yang diadakan di perkebunan Takalar, Sulawesi Selatan, Sabtu dan Minggu, yang juga digabung dengan kejuaraan Asia Pasifik (APRC), kakak Ubang, Sadikin Aksa, berada di urutan kedua IRC (Indonesia Rally Championship). "Ini untuk pertama kalinya kami menempati urutan pertama dan kedua," kata Ubang mengomenari sang kakak yang pada klasemen sementara musim ini berada di urutan ketiga dengan mengantungi nilai 32.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009