Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 22 warga asal Timur Tengah, yakni Turki, Afganistan dan Irak, Sabtu (3/10) sekitar pukul 14.00 Wita ditangkap aparat Polres Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penangkapan itu dilakukan di Tanjung Anleu sekitar pantai Ndao, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao.

Informasi yang berhasil dihimpun ANTARA di Mapolda NTT, Minggu, warga negara asing tersebut ditangkap ketika sedang menunggu perahu yang akan membawa mereka menyeberang ke Australia.

Setelah ditangkap para Imigran tersebut langsung diamankan semalam di sel Mapolres Rote Ndao, dan pada Minggu (4/10) para imigran tersebut dikirim ke Mapolda NTT menggunakan kapal cepat dalam pengawalan ketat pihak Kepolisian.

Diduga komplotan manusia perahu itu, merupakan kelompok warga asing yang ditangkap TNI Angkatan Laut beberapa waktu lalu di Bima, NTB, namun berhasil meloloskan diri dari penampungan.

Para tahanan tersebut dijemput oleh aparat Polda NTT yang dikomandani Kasat Tindak Pidana Umum (Pidum) Polda NTT, AKBP Lilik Aprianto sekitar pukul 17.00 Wita di Pelabuhan Tenau Kupang.

Lilik Aprianto mengatakan, belum mengetahui secara pasti sejak kapan puluhan warga Timur Tengah tersebut berada di Pulau Rote dan ke mana tujuan mereka.

Karena saat ini pihak Polda baru mendapat penyerahan dari Polres Rote Ndao.

"Kita belum tahu sejak kapan mereka berada di sana termasuk daerah tujuan mereka," katanya.

Ke-22 warga asing itu saat ini masih ditahan di sel Mapolda NTT untuk kepentingan proses pemeriksaan, karena keberadaan warga Timur Tengah tersebut tidak dilengkapi dengan dokumen pribadi, seperti passpor atau visa.

Pulau Rote merupakan salah satu daerah tujuan manusia perahu dari warga Timur Tengah sebelum menyeberang ke Australia, karena kondisi geografis NTT dinilai lebih dekat dan cepat guna memudahkan proses penyeberangan secara ilegal.

Pada Juli 2009 lalu sebanyak 20 dari 85 imigran gelap asal Timur Tengah ditangkap aparat Polres Bima setelah perahu yang mereka tumpangi dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat tenggelam dihamtam gelombang.

Mereka ditemukan di pesisir pantai Langgudu Kabupaten Bima.

Mereka diduga akan mencari suaka ke Negeri Kanguru dengan cara ilegal. Dari 85 imigran tersebut, sebanyak 74 orang diantaranya adalah perempuan dan anak-anak.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009