Jakarta (ANTARA News) - Kawasan Asia Timur dan sekitarnya di masa mendatang dapat menjadi kawasan ekonomi bersama untuk memberikan kontribusi dalam menghadapi krisis ekonomi global.

Penasehat untuk Menteri Negara Bappenas Djunaedi Hadisumarto dalam simposium mengenai potensi Asia Timur, di Jakarta, Senin, mengatakan ada kemungkinan negara-negara di wilayah Asia timur untuk melakukan integrasi dalam bidang ekonomi.

"Untuk proyeksi ke depannya mungkin inilah tempat yang paling baik (Asia Timur) untuk kawasan ekonomi bersama, termasuk Selandia Baru, Australia, China, Korea, India, ASEAN dan Jepang," ujarnya.

Ia menambahkan Indonesia memiliki peluang bagus untuk ikut berpartisipasi dan berintegrasi dengan negara-negara tersebut karena memiliki potensi yang dapat lebih dikembangkan di masa mendatang.

"Kita mempunyai bidang agrikultur yang baik, dalam bidang pertambangan pun demikian dan kemudian kita memiliki tenaga kerja yang terlatih," ujarnya.

Menurut Djunaedi, Indonesia harus membenahi kondisi iklim berusaha yang belum mengundang para investor untuk masuk diantaranya sistem perijinan yang masih memakai sistem desentralisasi.

"Saat ini masalah ijin ada yang di pusat dan daerah. Artinya ijin itu seharusnya idealnya melalui satu pintu saja. Saat ini baru Batam saja yang satu pintu, yang lain belum mengikuti," ujarnya.

Kendala lainnya, ia mengatakan, adalah kepastian hukum dalam berinvestasi di Indonesia yang masih lemah.

Menurut data dari Asian Development Bank (ADB) pada 2010, proyeksi pertumbuhan di kawasan Asia meningkat menjadi 6,4 persen dari 6 persen.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di Asia Timur dan Asia Selatan menjadi kunci utama perbaikan prospek perekonomian Asia.

Dan dalam Asian Development Outloook (ADO) 2009, ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur menjadi 4,4 persen dari 3,6 persen.

Kepala Ekonom ADB Jong-Wha Lee mengatakan untuk membangun ketahanan perekonomian, kawasan Asia yang sedang berkembang harus memperluas cakupan dan struktur dari keterbukaannya.

"Walaupun terjadi krisis secara global, ketahanan perekomian Asia akan memimpin pemulihan perekonomian global," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009