Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berusaha mempercepat penyaluran bantuan logistik bagi korban bencana di wilayah Sumatra Barat dengan mengirimkan tambahan alat pengangkut dan relawan.

"Sembilan helikopter dan tujuh kendaraan kecil dikirim ke lokasi bencana untuk mempercepat pengiriman bantuan. Sebab yang menjadi masalah di sana bukan pengiriman dari provinsi ke kabupaten, tapi dari kecamatan ke nagari," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif di Jakarta, Selasa.

Pemerintah juga sudah mengirimkan 624 personil Taruna Siaga Bencana (tagana) dan akan kembali mengirimkan 600 personil tagana untuk membantu penanganan masalah tanggap darurat termasuk evakuasi dan distribusi logistik di lokasi bencana.

Ia menjelaskan pula bahwa selama ini setiap bantuan yang diterima pemerintah langsung didistribusikan ke daerah-daerah yang terkena dampak gempa.

"Jadi tidak banyak sampai bertahan lama di gudang. Semua langsung didistribusikan setelah proses administrasi selesai, ini harus dilakukan karena semua nanti harus dipertanggungjawabkan," katanya.

Tentang insiden penjarahan bantuan akibat keterlambatan distribusi bantuan, Syamsul menjelaskan, hal itu sudah tidak terjadi lagi.

"Dan itu sebenarnya bukan penjarahan. Masyarakat hanya tidak sabar mendapatkan bantuan sehingga berebut," katanya menjelaskan.

Sebelumnya, distribusi bantuan bagi korban bencana di Sumatra Barat terhambat sehingga sebagian korban tidak menerima cukup bantuan untuk keperluan hidup mereka.

Sebagian korban gempa di empat kecamatan di Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, hingga kini juga belum mendapatkan bantuan logistik memadai.

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Nasir, bantuan bahan pokok yang diterima petugas posko bencana hingga saat ini berupa 10,3 ton beras, 41.140 dus mi instan, 420 dus air mineral, 100 kilogram gula, 20 kaleng ikan sarden dan tenda 407 buah.

Jumlah itu, katanya, belum bisa mencukupi kebutuhan ratusan korban gempa di empat dari 12 kecamatan yang paling parah terdampak gempa di wilayah itu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009