Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pengawasan Bank Indonesia, Budi Armanto, Rabu, ditanyai seputar pengawasan bank oleh penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait dugaan pelarian aset Bank Century Rp11,6 triliun ke luar negeri.

Budi Armanto diperiksa sebagai saksi, bersama Ketua Tim 1.7 Direktorat Pengawasan Bank pada BI, Pahla Santoso, turut diperiksa juga sebagai saksi.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Didiek Darmanto, di Jakarta, Rabu, menyatakan, Direktur Pengawasan BI ditanyai dengan 18 pertanyaan mengenai bentuk dan variabel tingkat kesehatan bank.

"Dan lingkup pengawasan BI serta kinerja dan kesehatan bank," katanya.

Kejagung saat ini tengah menyidik kasus Bank Century dengan dua tersangka warga negara asing (WNA).

Kedua WNA tersebut, yakni Rafat Ali Rizfi dan Hesyam Al Waraq, para pemegang saham pengendali Bank Century yang statusnya buron.

Kapuspenkum menyatakan pemeriksaan terhadap Direktur Pengawasan BI itu berlangsung sejak 09.30 WIB sampai 16.30 WIB.

"Sedangkan terhadap Ketua Tim 1.7 Direktorat Pengawasan Bank pada BI, diperiksa dengan 20 pertanyaan yang berlangsung dari 10.00 WIB sampai 17.00 WIB," katanya.

Pemeriksaan terhadap Ketua Tim 1.7 Direktorat Pengawasan Bank pada BI, kata dia, seputar pengawasan terhadap bank.

Dikatakannya, khususnya untuk pemeriksaan terhadap Direktur Pengawasan BI sudah dianggap cukup. "Sedangkan pemeriksaan terhadap Ketua Tim 1.7 Direktorat Pengawasan Bank pada BI, masih ada pendalaman lagi," katanya.

Direncanakan, Kamis (8/10), penyidik akan memintai keterangan kepada Wimboh Santoso (Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan pada BI) dan Hisbullah (Pengawas Bank Senior pada Direktorat Pengawasan Bank I BI.

Sebelumnya, Kejagung akan memeriksa juga pejabat Departemen Keuangan (Depkeu) terkait dugaan pelarian aset Bank Century Rp11,6 triliun ke luar negeri.

"Pemeriksaannya sedang berjalan terus, akan diperiksa semua. Di samping pejabat BI (Bank Indonesia), Depkeu," kata Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Marwan Effendy, di Jakarta, Rabu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009