New York (ANTARA News) - Terpilihnya Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini merupakan kejutan tersendiri, baik di Washington maupun di Oslo, Norwegia, tempat Komite Nobel bermarkas.

Para penasehat Obama tidak menyangka bahwa presiden meraih penghargaan bergengsi dunia tersebut.

Menurut laporan New York Times, Jumat, Presiden Obama baru mengetahui dirinya terpilih sebagai penerima Nobel Perdamaian saat dibangunkan juru bicaranya, Robert Gibbs, menjelang pukul 06.00 waktu setempat.

Kepala Staf Kepresidenan, Rahm Emanuel, dalam percakapan melalui telpon pada Jumat pagi mengatakan tidak ada tanda-tanda sebelumnya bahwa Obama akan terpilih.

"Tidak ada pembicaraan (tentang kemungkinan Obama mendapat Hadiah Nobel), tidak ada sama sekali," ujar Emanuel, yang pada pagi itu belum berbicara secara langsung dengan sang presiden.

Menurut laporan, berita terpilihnya Obama sebagai penerima Nobel Perdamaian juga mengejutkan sebagian masyarakat di Oslo ketika Komite Nobel menyebut nama Presiden Obama sebagai pemenang tahun ini.

Komite Nobel menyatakan bahwa hadiah itu diberikan kepada Presiden Barack Obama "atas upaya-upayanya yang luar biasa dalam memperkuat diplomasi internasional dan kerjasama di antara masyarakat".

Hadiah dianugerahkan kepada Obama saat presiden kulit hitam pertama AS itu baru menjalankan tugasnya selama sembilan bulan.

Hadiah Nobel menempatkan dirinya sejajar dengan pejuang-pejuang perdamaian lainnya yang telah menerima penghargaan yang sama, antara lain Nelson Mandela --atas upayanya mengakhiri apartheid, Mikhail Gorbachev --mengakhiri perang dingin-- serta Aung San Suu Kyi --memperjuangkan tegaknya demokrasi, terutama di Myanmar.

Komite Nobel menganugerahkan Hadiah Nobel Perdamaian 2009 kepada Obama, terutama atas perjuangannya untuk membebaskan dunia dari senjata nuklir.

"Beliau telah membangun iklim internasional yang baru," kata komite itu.

Bulan lalu Obama memimpin satu pertemuan bersejarah Dewan Keamanan PBB, yang dengan suara bulat menyetujui sebuah rancangan Resolusi yang disusun AS berisi seruan kepada negara-negara pemilik senjata nuklir untuk memusnahkan senjata-senjata mereka.

Dengan sumber-sumber daya yang dimilikinya, Obama dianggap memiliki upaya yang luar biasa dalam menjalin kembali hubungan AS dengan dunia.

Sejak ia memangku jabatan sebagai presiden, selain membebaskan dunia dari senjata nuklir Obama juga menyatakan tekad untuk merangkul dunia Muslim serta berupaya memulai kembali perundingan damai antara Israel dan Palestina.

"Jarang sekali orang seperti Obama, yang bisa menarik perhatian dunia dan memberikan harapan bagai masa depan yang lebih baik. Ia memiliki konsep bahwa mereka yang akan memimpin dunia harus menjalankan diplomasi berdasarkan nilai-nilai yang sesuai dengan mayoritas penduduk dunia," kata Komite Nobel.

Obama adalah sosok Demokrat senior AS ketiga yang meraih hadiah itu dalam dasawarsa ini setelah mantan wakil presiden Al Gore --bersama tim iklim PBB-- tahun 2007 dan mantan presiden Jimmy Carter tahun 2002.

Peraihan Hadiah Nobel Perdamaian 2009 oleh Obama disikapi sinis oleh kubu Republik.

Dalam pernyataannya pada Jumat pagi, ketua Komite Nasional Republiken, Michael Steel, mempertanyakan apa sebenarnya yang telah dicapai Obama.

"Satu yang pasti, Presiden Obama tidak akan menerima penghargaan apapun dari rakyat Amerika dalam hal pembukaan lapangan pekerjaan, tanggung jawab fiskal, atau aksi nyata yang mendukung retorika," ujarnya.

Hadiah Nobel Perdamaian senilai 10 juta krona Swedia (setara dengan 1,4 juta dolar AS) akan diserahkan Komite Nobel di Oslo pada 10 Desember mendatang. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009