Pariaman (ANTARA News) - Sebagian warga Nagari Padang Alai, Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, siap dipindahkan pemerintah setelah kampungnya porak-poranda terkena gempa berkekuatan 7,9 skala Richter pada 30 September 2009.

"Kami siap pindah kalau pemerintah mencarikan tempat tinggal baru," kata Sonten (50), warga Jorong Patamuan, Padang Alai, Selasa.

Jorong Patamuan merupakan salah satu daerah yang parah tertimbun longsor setelah gempa. Sonten mengaku kehilangan 12 orang anggota keluarganya yang tertimbun longsor.

Dia mengaku ingin pindah karena kampungnya tidak lagi layak didiami karena tanahnya yang sudah labil. Kawasan tersebut berjarak sekitar 15 Km dari pusat Kota Pariaman.

"Daerah kami ini labil. Sewaktu-waktu longsor juga mengancam anak cucu kami karena daerahnya yang berbukit-bukit," kata dia.

Harapan yang sama disampaikan Deman (55).

"Kami siap menempati lokasi yang dicarikan pemerintah. Tak mungkin lagi kami tinggal di sini," kata wanita yang mengaku rumahnya hancur dan kini tinggal di bedeng-bedeng.

Korong Patamuan menurut dia, dihuni sekitar 55 kepala keluarga. Sebagian besar warga bersedia pindah.


Enggan Pindah

Sementara itu, sejumlah warga Korong Gunung Tigo, Nagari Padang Alai, mengaku enggan pindah dari tanah kelahirannya.

"Kemana mau pindah. Kami sudah tua," kata Pik Ateh (50). Hal yang sama disampaikan Pik Kamih (43). "Di sini tanah kelahiran kami, kalau pindah kemana?" kata dia.

Sementara Izur (27), dan Nani (25), warga Padang Alai lainnya, mengaku warga setempat sulit pindah.

"Tak mungkin warga di sini pindah karena seluruh harta pusaka mereka di sini," kata dua gadis yang bekerja sebagai guru itu.

Di Nagari Padang Alai, dari data Pemkab Padangpariaman, terdapat 84 warga tertimbun longsor setelah gempa. Sebanyak 39 di antaranya sudah ditemukan meninggal, sedangkan 45 orang lainnya masih terkubur longsoran.

Gempa melanda Sumbar berkekuatan 7,9 Skala Richter pada Rabu (30/9). Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah yang terparah terkena gempa selain Kota Padang.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009