New York (ANTARA News/AFP) - Dolar AS menunjukkan kenaikan moderat pada Selasa waktu setempat, menyusul data ekonomi AS yang mengecewakan, yang mendorong pasar saham berbalik setelah naik baru-baru ini dan mendorong aliran ke "safe haven" (tempat berlindung yang aman).

Euro dipatok 1,4937 dolar pada 2100 GMT, turun dari 1,4962 dolar pada Senin di New York.

Dolar naik menjadi 90,72 yen terhadap 90,56 yen pada hari Senin.

Euro pada awal perdagangan naik tipis mendekati 1,50 dolar, level terakhir dicapai pada 11 Agustus 2008. Dalam perdagangan Asia, euro melonjak pada satu titiktertinggi 1,4994 dolar.

Mata uang tunggal mulai menyusut setelah data AS menunjukkan bahwa pertumbuhan rumah baru pada September kecepatannya jauh lebih rendah daripada yang diantisipasi.

Selain itu, izin untuk konstruksi turun tajam, menggarisbawahi kesulitan berkelanjutan dalam sektor perumahan yang sakit dan investor cenderung untuk mengurangi selera mata uang - seperti mata uang euro - yang ipandang sebagai berisiko jika dibandingkan dengan dolar.

Analis mengatakan sentimen euro ini terutama dipengaruhi oleh tren lemah di pasar saham Eropa, yang ditutup pada teritori negatif dalam menanggapi data pasar perumahan AS.

Boris Schlossberg di Global Forex Trading mengatakan kekhawatiran tumbuh sekitar laju pemulihan dari resesi, dan bahwa langkah yang lemah akan mendorong lebih banyak permintaan aset safe haven seperti dolar.

Dia mengatakan kenaikan harga minyak di atas 80 dolar per barel menjadi sinyal masalah untuk pemulihan.

"Jika minyak bertahan pada tingkat ini untuk sisa tahun atau lebih buruk lagi mencoba untuk menuju 100 dolar, bisa membuktikan menjadi hambatan besar pada pemulihan AS," katanya.

Dikatakan hal ini bisa mendorong Bank Sentral AS atau Federal Reserve untuk bergerak lebih cepat daripada diantisipasi untuk mengekang suatu booming komoditas didorong oleh dolar yang lemah.

"Sampai sekarang kebijakan AS mengabaikan dolar tidak memiliki dampak negatif yang berarti pada kegiatan ekonomi AS dan sebenarnya telah membantu memicu pertumbuhan ekspor," katanya.

"Namun, situasi saat ini dengan cepat bisa keluar dari tangan oleh pengurangan permintaan domestik pada saat ekonomi AS setidaknya bisa membelinya. Oleh karena itu, alih-alih berfokus sepenuhnya pada data ekonomi, Fed akan mempertimbangkan kenaikan harga minyak sebagai ancaman terbesar bagi pemulihan AS".

Menteri keuangan Eropa pada Senin menyatakan keprihatinan tentang kekuatan euro dan lemahnya dolar, yang menyakiti ekspor mereka dan menghambat pemulihan ekonomi.

Pada akhir perdagangan New York, dolar berdiri pada 1,0118 franc Swiss dari 1,0114 franc pada Senin. Pound berada pada 1,6371 dolar setelah 1,6407 dolar.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009