Gianyar, (ANTARA News) - Pengambilan gambar film "Eat, Pray, Love" yang dibintangi artis kenamaan Hollywood Julia Roberts di Pasar Ubud, Gianyar, Bali, Rabu, sempat diwarnai aksi perampasan kamera milik seorang turis asing oleh seorang kru.

Kamera milik "bule" tersebut dirampas seorang "bodyguard" yang bertindak selaku tenaga pengamanan atas jalannya pengambilan gambar film di pasar tradisional tersebut.

Begitu kameranya diambil, sang turis beradu argumentasi dengan pihak kru film itu, namun pria yang disebutkan berasal dari Inggris tersebut, tidak berhasil mengambil kembali barangnya.

Dengan mengumpat-umpat, "bule" tersebut mencoba menerobos arena pengambilan gambar, namun tidak berhasil menembus barikade pengamanan yang juga didukung puluhan pecalang, petugas pengamanan desa adat.

"Shooting" film dengan pemeran utama Julia Roberts, tampak dilakukan dengan pengamanan yang sangat ketat, baik yang berasal dari kru film maupun pecalang dan pihak kepolisian setempat.

Bendesa Adat Ubud Tjokorda Kertiyasa ketika dihubungi mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan transparansi soal pelaksanaan "shooting" film di wilayahnya.

"Kami sudah lakukan sosialisasi agar masyarakat, atau siapapun tidak boleh mengambil gambar dalam pelaksanaan `shooting` film itu," katanya.

Tidak hanya masalah pengambilan gambar, namun hal-hal lain yang terkait dengan kegiatan yang melibatkan artis Hollywood tersebut juga sudah disosialisasikan, ujarnya.

Berkat sosialisasi yang dilakukan pihaknya, kata Kertiyasa, upaya pengambilan gambar film yang sebelumnya sempat ditolak warga, kini sudah bisa diterima.

"Kami sudah menjelaskan kepada warga, akhirnya mereka mengerti. Padahal sebelumnya wilayah ini sempat panas," ucap tokoh Puri Ubud tersebut.

Sebelumnya, puluhan warga di Desa Bentuyung, Ubud, melakukan unjuk rasa menolak daerahnya dipakai lokasi "shooting" bagi film EPL yang dibintangi Julia Roberts.

Unjuk rasa sempat memanas, namun setelah Bupati Gianyar Tjok Ardana Sukawati serta pihak Polres dan desa adat setempat turun tangan, suasana menjadi tenang.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009