Karimun, Kepri (ANTARA News) - Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga (Kanpora) Karimun, Istanto, mengatakan, indusri galangan kapal di Karimun memerlukan ribuan tenaga terampil las, namun ironisnya jumlah pemuda setempat untuk mengisi lowongan itu masih sedikit.

``Masih minim, padahal jumlah yang dibutuhkan jauh lebih besar mengingat semakin bertambahnya perusahaan galangan kapal di era Karimun sebagai kawasan perdagangan bebas,`` kata Kepala Kanpora Karimun, Istanto, di Tanjung Balai Karimun, Karimun, Kepulauan Riau, Minggu.

Istanto mengatakan, Kanpora Karimun baru pada 2007 merekomendasikan 200 pemuda setempat untuk dilatih keterampilan "welding" atau las guna mengisi lowongan di PT Saipem Indonesia, investor Italia yang berinvestasi di Desa Pangke, Kecamatan Meral.

Mereka dilatih oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Karimun dan beberapa lembaga kursus "welding" swasta, kata dia.

``Keterbatasan anggaran dari pemerintah daerah menjadi kendala mempercepat penyiapan tenaga muda yang siap merebut peluang kerja di zona FTZ,`` ucapnya.

Dia mengkhawatirkan lambannya perekrutan itu mengakibatkan tertinggal dan peluang itu ditangkap tenaga kerja dari luar, apalagi PT Saipem mulai berproduksi pada 2011 mendatang.

Total tenaga kerja yang dibutuhkan PT Saipem adalah 5.000 orang, belum lagi PT Multi Ocean Shipyard, PT Kinaka Shipyard, PT Karimun Marine Shipyard dan lainnya.

Lebih lanjut dikatakannya, jumlah pemuda produktif di kabupaten itu sekitar 90.000 orang dengan usia 18-40 tahun dan sangat berpotensi untuk mengisi peluang kerja di kawasan FTZ tersebut.

``Kami juga membuka peluang bari pihak swasta untuk membuka balai latihan kerja sehingga dapat merekrut pemuda yang menganggur dan tentu dikoordinasikan dengan Disnaker, sedangkan kami hanya merekomendasikan para pemuda yang akan dilatih,`` ujarnya.

Dia menambahkan, program ke depan bukan hanya menyiapkan tenaga "welding" yang notabene buruh kasar, tetapi tenaga penyelia, sehingga pemuda lokal tidak hanya berperan sebagai pekerja, tapi juga pengawas pada setiap unit kerja di perusahaan-perusahaan asing.

``Rencananya pada 2010 nanti, para pemuda yang telah dilatih tersebut, akan kami rekomendasikan untuk dilatih lagi menjadi tenaga supervisor,`` imbuhnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009