Jakarta (ANTARANews) - Departemen Pertanian (Deptan) menargetkan pada 2010 pelayanan informasi harga produk pertanian melalui multimedia akan menjangkau sebanyak 250 lokasi dan 60 komoditas.

Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Deptan, Zaenal Bachruddin di Jakarta, Selasa mengatakan, pada 2006 pihaknya telah mengembangkan informasi harga berbasis layanan pesan singkat (SMS) maupun "website" untuk komoditas gabah dan beras dari 30 sentra produksi.

Pada 2007, lanjutnya usai penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen P2HP dengan PT Synovate tentang penyebarluasan informasi harga komoditas pertanian kepada para petani, sistem tersebut dikembangkan untuk beberapa komoditas lainnya dari 105 sentra produksi.

Komoditas tersebut yakni jagung, kedelai, ubikayu, cabe merah, bawang merah, jeruk, kopi, kakao, karet, kelapa, daging sapi, daging ayam, telur ayam, susu sapi dan pakan ternak.

"Sejak 2008 sistem ini dikembangkan tidak hanya di tingkat sentra produksi tapi juga di sentra konsumsi untuk harga grosir dan eceran yang meliputi 33 komoditas di 150 lokasi," katanya.

Selain itu, lanjutnya, pada tahun itu juga dikembangkan pelayanan informasi harga dari sentra grosir tanaman hias Pasar Rawa Belong Jakarta.

Dirjen mengatakan, nantinya informasi harga-harga komoditas pertanian dari sentra produksi maupun konsumsi tersebut dikumpulkan oleh Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) yang selanjutnya mengirimkannya ke Ditjen P2HP melalui sistem SMS.

Menyinggung kerjasama dengan PT Synovate, Zaenal menyatakan, untuk menyelenggarakan pelayanan informasi harga komoditas pertanian melalui pemanfaatan teknologi seluler secara kontinyu, tepat, cepat, akurat dan lebih terjangkau khususnya bagi para petani.

Menurut dia, informasi harga komoditas pertanian memegang peranan penting dalam peningkatan daya saing produk pertanian.

Selain itu, lanjutnya, juga diperlukan oleh para petani khususnya untuk memperkuat posisi tawar mereka terhadap pasar yang oligopsoni.

"Informasi harga juga sangat berperan dalam kelancaran arus perdagangan antar daerah," katanya.

PT Synovate akan memberikan dukungan fasilitas kepada petugas PIP baik sarana maupun pelatihan yang sangat dibutuhkan petugas PIP di daerah namun selama ini belum dapat disediakan secara maksimal dari APBN.

Sementara itu Menteri Pertanian Suswono mengharapkan ke depan diseminasi informasi komoditas pertanian melalui teknologi seluler tak hanya terbatas pada harga tapi lebih dikembangkan pada informasi pertanian lainnya seprti tentang kalender tanam, teknologi dan sarana produksi lainnya.

Pelayanan informasi pasar, menurut dia, harus terus diselenggarakan dan harus terus disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan perkembangan kondisi pemasaran di masing-masing lokasi pengumpulan data.

"Dengan demikian informasi yang disampaikan kepada masyarakat tetap mutakhir, akurat dan dapat dipakai para pengguna dalam perencanaan usahanya," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009