Makassar (ANTARA News) - Kehadiran bintang film asal Hollywood, Julia Roberts di Ubud, Bali untuk syuting film "Eat, Pray, Love" bisa dinilai membantu mempromosikan Indonesia, khususnya dari segi potensi pariwisatanya pada mancanegara.

"Kehadiran Julia Roberts di Ubud merupakan promosi yang bagus untuk Indonesia, sekaligus mempromosikan Ubud di mancanegara," kata Pakar Bisnis dan Marketing, Rhenald Kasali di Makassar, Sabtu.

Dia mengatakan, sekitar dua juta wisatawan mancanegara yang datang ke Bali setiap tahun, rata-rata hanya mengenal Pantai Kuta.Ubud yang masuk kategori desa unik belum banyak yang mengetahui.

Keunikan desa tersebut, lanjutnya, masih kental dengan kealamiannya, seperti tidak diperbolehkan ada traffict light (lampu pengatur lalu lintas), pedagang asongan, waria, spanduk dan aktivitas malam.

"Kafe yang ada di sana pun dibatasi jam operasionalnya hanya sampai pukul 23.00 WITA. Sementara kendaraan tidak diperbolehkan membunyikan klakson dan warga setempat ataupun pendatang tidak boleh membunyikan radio tape dengan volume besar," katanya.

Keunikan lainnya di Ubud, yang merupakan lokasi syuting film yang dibintangi Julia Roberts, adalah setiap desa di kawasan itu memiliki kekhasan usaha yang digeluti warganya.

Sebagai gambaran, di desa yang menjadi lokasi muara Sungai Pure Gunung Lebah di Ubud, warganya berprofesi sebagai pelukis, kemudian warga di desa tetangganya menggeluti usaha bordir dan pembuatan bed cover. Warga desa sekitarnya adalah pengrajin perak, batu permata dan emas.

Dengan demikian, lanjut Rhenald, potensi setiap desa itu berbeda-beda dan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

"Alasan kealaman dan keunikan di Ubud itulah yang menjadi salah satu pertimbangan, sehingga produser dan sutradara Julia memilih Ubud sebagai lokasi syuting," katanya.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009