Washington (ANTARA News/Reuters) - Pemerintah Obama telah mengirim enam tahanan Uighur China dari penjara militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba, ke negara pulau di Pasifik, Palau, demikian laporan Pusat untuk Hak Konstitusional, Sabtu.

Pemindahan itu membuat penghuni Guantanamo tinggal 215 tahanan di kamp tahanan yang Presiden Barack Obama telah janjikan untuk ditutup pada 22 Januari itu, meski rintangan politik dan hukum membuat sulit bagi Obama untuk memenuhi keinginan tersebut.

Palau setuju untuk menerima 12 tahanan Uighur dari wilayah Xinjiang di bagian baratlaut China, yang sebagian besar warganya Muslim, dan ditangkap oleh pemerintah AS dalam perang di Afghanistan --yang dilancarkan setelah serangan 11 September 2001 di AS.

Empat tahanan Uighur telah dikirim ke Bermuda.

Pusat untuk Hak Konstitusional, kelompok yang bermarkas di New York dan telah mewakili banyak tahanan Guantanamo, menyatakan seluruh enam orang Uighur telah mendarat di Palau. Tiga dari mereka klien pusat itu, sementara yang lain diwakili oleh pengacara lain.

Pengiriman itu dilakukan setelah Mahkamah Agung menolak usul pemerintah dan mengatakan pada 20 Oktober bahwa mereka akan mendengarkan banding tahahan Uighur yang meminta dibebaskan di AS.

Namun, Obama telah menandatangani menjadi undang-undang, perundangan yang telah kongres sahkan yang melarang pembebasan tahanan dari Guantanamo ke AS.

Kongres telah meminta pemerintah Obama untuk mengatakan kepada para anggota parlemen kapan mereka merencanakan pemindahan tahanan dan kemudian menunggu 15 hari jika telah dikirim ke luar negeri atau 45 hari sebelum mereka dibawa ke daratan AS untuk diadili atau ditahan.

China telah meminta tahanan Uighur itu dipulangkan ke China, tapi pemerintah AS mengatakan mereka tidak dapat melakukannya karena para tahanan itu akan menghadapi penganiayaan, dan selama beberapa bulan AS mencari negara yang mau menerima para tahanan itu. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009