Kendari (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam mengatakan aspal Buton mampu menghemat dana APBN setidaknya hingga Rp3 triliun setahun jika potensinya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"Potensi aspal di Pulau Buton ditaksir mencapai 600 juta ton sementara kebutuhan aspal nasional mencapai 1,2 juta ton per tahun sehingga jika penggunaan aspal Buton dioptimalkan bisa menutupi kebutuhan aspal nasional selama 500 tahun," katanya di Kendari, Minggu.

Dari 1,2 juta ton kebutuhan nasional tersebut, separuhnya merupakan impor karena produksi dalam negeri tidak mencukupi kendati potensinya ada, karena tidak didukung dengan teknologi memadai untuk mengolahnya.

"Kualitas aspal cair yang diproduksi Buton ternyata sama dengan kualitas aspal cair impor," jelas Gubernur dalam dialog dengan aktivis lingkungan di Kendari.

Gubernur mengatakan dari data impor diketahui dalam tiga tahun ini impor aspal terus mengalami pertambahan dengan nilai masing-masing Rp5,6 triliun pada 2007, kemudian naik menjadi Rp6 triliun pada 2008, dan naik lagi menjadi Rp6,2 triliun pada 2009.

Jika produksi aspal Buton bisa dimaksimalkan, kata Nur Alam, akan mampu menutupi kebutuhan impor yang jumlahnya mencapai 600 ribu ton tersebut sehingga devisa negara dalam bentuk APBN bisa dihemat.

"Tidak usah terlalu berlebihan dengan menggantikan seluruh impor. Anggaplah separuhnya saja bisa gantikan, itu sudah bisa menghemat APBN sebesar Rp3 triliun," tambah gubernur.

Pemerintah melalui PT Pertamina telah berkomitmen untuk menghentikan impor aspal cair pada 2010 dan menggantinya dengan mengoptimalkan produksi aspal Buton.

Penghentian impor aspal cair ini disebabkan jumlahnya yang sangat terbatas di pasaran dunia sehingga memicu kenaikan harga. Pada tahun lalu harga aspal cair mencapai 540 dolar AS atau setara dengan Rp5,4 juta per ton, sementara aspal Buton hanya berkisar 250 dolar AS atau Rp 2,5 juta per ton.

Saat ini, produksi aspal Buton hanya menyumbang sekitar 1,46 persen dari total kebutuhan aspal nasional. Pada 2008, produksi aspal Buton hanya mencapai 17.500 ton dari 1,2 juta ton kebutuhan nasional.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009