Makassar (ANTARA News) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulawesi Selatan (Sulsel) memperketat pengawasan lalu lintas ternak sapi untuk mengantisipasi adanya pasokan sapi sakit dari luar Sulsel menjelang Idul Adha 1430 Hijriah.

"Ketatnya pengawasan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi masuknya sapi yang tidak layak konsumsi dan mengandung virus yang berbahaya bagi kesehatan manusia," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, H Murtala Ali di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, salah satu penyakit ternak besar yang perlu diwaspadai adalah antraks, karena apabila ternak yang terjangkit virus antraks dikonsumsi, virus tersebut dapat menulari manusia.

Berkaitan dengan hal tersebut, lanjutnya, pihaknya bersama dengan instansi terkait terus melakukan pemantauan di lokasi yang menjadi lalu-lalang atau pintu masuk ternak sapi seperti daerah perbatasan provinsi atau kabupaten/kota, pelabuhan besar dan pelabuhan rakyat.

Selain itu, Murtala mengatakan, pihaknya juga menurunkan dokter hewan di Rumah Potong Hewan (RPH) milik pemerintah atau swasta yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Sulsel.

"Tujuannya, agar hewan yang akan dipotong di RPH benar-benar terjamin layak dikonsumsi, karena sebelum dipotong terlebih dahulu diperiksa apakah sehat atau mengandung virus penyakit tertentu," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel diketahui, hingga posisi September 2009 populasi sapi di Sulsel mencapai 703.303 ekor. Dari jumlah tersebut sekitar 72 ribu ekor diantaranya adalah stok untuk kebutuhan Idul Adha.

Mengenai adanya puluhan ternak sapi di Kabupaten Sidrap, Sulsel yang mati secara tiba-tiba pada Oktober 2009, Murtala yang juga mantan wakil Kadis Peternakan Sulsel mengatakan, tidak dapat dipastikan bahwa ternak tersebut terserang virus antraks.

"Namun besar kemungkinan disebabkan dari bahan makanan yang diperoleh di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di daerah itu yang umumnya adalah sampah plastik," katanya.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, ia mengimbau kepada pemilik ternak sapi di Sulsel agar tidak melepas secara bebas ternaknya.

Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan pemantauan terhadap ternak tersebut, sekaligus lebih mudah diketahui jenis pakan yang dikonsumsi.

"Ke depan, tidak ada lagi peternak yang melepas bebas ternak sapinya, tetapi sudah mengandangkannya. Ini akan lebih baik, karena lebih mudah diawasi," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009