Semarang (ANTARA News) - Perwakilan warga di Kelurahan Kandri, Kecamatan Mijen, Semarang, Jawa Tengah, menyetujui penjualan tanah untuk rencana pembangunan Waduk Jatibarang.

"Saya setuju tanah dijual untuk lahan Waduk Jatibarang, karena harganya lebih tinggi," kata Ahmadi (50) warga Kelurahan Kandri, Kecamatan Mijen, di sela inspeksi Komisi A dan Komisi C DPRD Kota Semarang serta Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kota Semarang.

Inspeksi tersebut dilakukan ke lahan yang telah dibebaskan untuk pembangunan Waduk Jatibarang, di Semarang, Senin.

Ahmadi menjelaskan, dengan adanya proyek pembangunan Waduk Jatibarang tersebut harga tanah yang biasanya Rp5.000 sampai Rp10.000 per meter perseginya, saat ini bisa terjual Rp65 ribu per meter perseginya.

Apalagi, warga di Kelurahan Kandri memiliki lahan dengan luasan yang cukup signifikan, ada yang memiliki lahan 3.000 meter persegi dan mendapat ganti rugi sekitar Rp200 juta.

Uang tersebut, lanjut Ahmadi, ada yang digunakan untuk membeli tanah di kawasan atas dan masih ada uang sisa yang digunakan untuk keperluan lainnya.

Ahmadi menambahkan, pihaknya berharap kepada Pemkot Semarang untuk mencarikan pekerjaan lain bagi petani yang lain dengan adanya pembangunan Waduk Jatibarang tersebut, seperti menjadi pedagang atau menjadi petani ikan setelah waduk terbangun.

Ketua panitia pengadaan tanah Kota Semarang Harini Krisniati mengatakan, pihaknya menargetkan untuk pembebasan lahan yang belum terlaksana diharapkan bisa secepatnya terealisasi.

Anggota Komisi A DPRD Kota Semarang Imam Mardjuki menyayangkan belum ada kepastian berapa luasan tanah yang telah dibebaskan dan yang belum dibebaskan.

Imam mengatakan, panitia pengadaan tanah Kota Semarang sebelumnya menyatakan tanah yang telah dibebaskan di Kelurahan Kandri seluas 163 bidang, kemudian rapat kedua menyebutkan 164 bidang, dan rapat terakhir pada Senin (9/11) sebelum inspeksi ke lapangan seluas 165 bidang.

Sementara sisa tanah yang belum dibebaskan juga mengalami perubahan dari 61 bidang tanah menjadi 69 bidang tanah.

"Data tersebut bagi kami penting, namun belum ada kejelasan berapa bidang meskipun tidak akan mengubah anggaran yang telah ditetapkan," katanya.

Imam menambahkan, sebenarnya dalam proses normalisasi Kaligarang dan pembangunan Waduk Jatibarang memiliki nilai potensi wisata yang saat tinggi seperti akan adanya lapangan sepakbola, tempat bersantai, dan wisata Gua Kreo yang diharapkan lebih baik karena nantinya ada jembatan penghubung untuk menuju ke Gua Kreo.

"Jadi sebenarnya tidak bisa dipisahkan dengan aspek wisata, akan tetapi kenapa Dinas Pariwisata tidak terlibat dalam proyek tersebut dan Pemkot Semarang menyatakan baru akan mengkoordinasikan hal tersebut," katanya.*
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009