Padang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) telah menyalurkan bantunan bagi korban gempa 7,9 skala Richter dan tanah longsor yang terjadi di daerah ini pada September 2009 sebesar Rp80,29 miliar.

"Bantuan yang telah disalurkan itu adalah bagian dari dana yang diterima Pemprov Sumbar dari banyak pihak sebesar Rp102,41 miliar untuk korban bencana ini atau untuk kegiatan penanggulangannya," kata Wakil Gubernur Sumbar, Marlis Rahman di Padang, Senin.

Dengan demikian, tambahnya, ada Rp22,11 miliar dana bantuan lainnya yang akan segera disalurkan kepada korban gempa.

Ia menyebutkan, dana yang telah disalurkan itu dalam bentuk uang duka cita, uang lauk pauk dan untuk mendirikan sekolah darurat.

Bantuan dana itu disalurkan Pemprov Sumbar melalui setiap pemerintah kabupaten/kota yang daerahnya terkena oleh dampak gempa tersebut.

Selain dalam bentuk uang, Pemprov juga menerima bantuan dan menyalurkannya dalam bentuk barang untuk penanganan darurat berupa, beras, mi instan, obat-obatan, tenda, makanan, bahan untuk membangun sekolah dan puskesmas darurat, tambah Marlis.

Khusus untuk pembangunan kelas darurat, Pemprov Sumbar menyalurkan dana Rp32 miliar untuk sekolah-sekolah yang bangunannya roboh karena gempa.

Dana tersebut, kata dia, diserahkan kepada 11 Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten/Kota yang gedung-gedung sekolahnya rusak atau roboh karena gempa.

Secara teknis, lanjut dia, dana itu digunakan untuk membangun ruang belajar darurat dengan biaya Rp8 juta per unit. Dana itu digunakan untuk pembelian bahan baku kayu, triplek dan bahan bangunan lainnya serta upah tukang.

Pengerjaan ruang darurat itu boleh juga dilakukan secara sewa kelola atau gotong royong oleh masyarakat di sekitar sekolah, tambahnya.

Pemprov Sumbar juga menyiapkan desain bentuk ruang kelas darurat yang dapat didirikan sebagai acuan dalam pembangunannya. Desain itu adalah bangunan ruang kelas darurat yang minimal dapat dipakai selama dua tahun.

Para siswa akan belajar di kelas-kelas darurat hingga bangunan permanen pengganti sekolah yang roboh selesai dilaksanakan.

Gempa diikuti tanah longsor itu menyebabkan 1.195 korban meninggal dunia terdiri dari 983 orang teridentifikasi dan 212 orang tidak ditemukan dan dinyatakan telah meninggal tertimbun puing bangunan dan tanah longsor.

Sementara itu jumlah korban luka-luka berat tercatat 619 orang dan luka ringan mencapai 1.179 orang, kata Marlis yang Ketua Harian Sarkorlak Penanggulangan Bencana Sumbar itu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009