Jeddah (ANTARA News) - Dari total 192.000 jemaah calon haji (reguler) Indonesia, masih sekitar 39.000 yang belum tiba di Tanah Suci dan mereka akan datang dalam 99 kelompok terbang dari berbagai di daerah di tanah air hingga 22 Nopember mendatang.

Wartawan ANTARA dari Jeddah, Jumat melaporkan, baru 14 kloter jemaah atau 5.595 jemaah calon haji Indonesia yang akan dan sudah mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah hingga Jumat.

Mereka adalah masing-masing tiga kloter dari bandara embarkasi Solo, Surabaya, dan Jakarta, dua kloter dari bandara embarkasi Padang serta satu kloter dari bandara embarkasi Batam, Makasar dan Palembang.

Jadwal kedatangan pesawat di Bandara King Abdul Aziz semakin padat, mengingat sebagian besar calon haji dari negara-negara yang berdekatan dengan jazirah Arab seperti dari Nigeria, Sudan atau Maroko juga mulai berdatangan.

Frekuensi kedatangan pesawat di Bandara King Abdul Aziz yang normalnya di bawah 50, mulai-hari ini sampai menjelang Hari Raya Idhul Adha 1430H yang akan jatuh pada 27 November, bisa meningkat sampai 160 lebih.

Berdasarkan pengamatan di bandara di Jeddah itu, jadwal kedatangan pesawat umumnya masih normal, kalaupun terjadi kelambatan paling sampai satu jam saja.

Semula terjadi kelambatan karena adanya aturan baru dari otoritas keimigrasian setempat untuk mengambil sidik jari dan foto penumpang yang baru mendarat.

Jika setiap penumpang memerlukan satu atau dua menit tambahan waktu untuk melalui proses tesebut, diperlukan tambahan waktu empat sampai lima jam untuk satu kloter jemaah (325 atau 450 orang) agar bisa keluar dari bandara debarkasi.

Semula dikhawatirkan akan terjadi kongesti (penumpukan) kedatangan pesawat menjelang acara puncak prosesi haji, mengingat keterbatasan luas apron di bandara, terlebih dari 12 pintu keluar (gate) baru tujuh yang berfungsi, selebihnya dalam renovasi.

Selain haji reguler atau Program Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH) masih ada sekitar 17.000 calhaj yang diberangkatkan oleh biro-biro perjalanan swasta (BPIH Khusus) dan sejumlah program haji nonkuota yang diurus oleh biro-biro perjalanan swasta tanpa melalui koordinasi dengan departemen agama.

Calhaj nonkuota memanfaatkan "calling visa" atau undangan yang diurus oleh biro-biro perjalanan swasta dengan pihak-pihak tertentu di Kedutaan Besar Arab Saudi atau Kementerian Urusan Haji Arab Saudi.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009