Denpasar (ANTARA News) - Hadi Subiyanto (67), pemeran tokoh dukun dalam film "Eat, Pray, Love" (EPL) menilai aktris Julia Roberts bukan sosok yang sombong.

"Julia Roberts itu sangat familiar. Dia beberapa kali membantu saya ketika saya merasakan kepanasan atau kelelahan seusai menjalani rangkaian shooting," kata Hadi saat ditemui di Bali, Minggu.

Seringkali, katanya, Julia Roberts tiba-tiba mendekat ke Hadi dan tanpa canggung langsung memijit punggung kakek dengan tiga cucu itu saat melihat lawan mainnya itu memijit-mijit badannya sendiri.

Julia terkadang juga mengipasi atau menyuruh orang untuk mengambilkan kipas angin ketika melihat Hadi kepanasan.

"Wah, jangankan membayangkan, untuk bermimpi bertemu Julia Roberts saja sama sekali tidak pernah ada," kata Hadi terkekeh dan melihatkan tiga gigi yang tersisa, satu di bagian atas dan dua di bawah.

Ia mengaku sangat senang bisa lebih dekat sosok bintang Hollywood itu. Selain itu, Hadi juga mengaku bertemu dengan Ketut Liyer dan melakukan pendalaman terhadap karakter dari tokoh si dukun, tentang cara berjalan, berbicara, meramal dan mengobati. Dia menilai tokoh Liyer adalah orang yang menyenangkan.

Hadi Subiyanto pekerjaan sehari-harinya mengisi acara kesenian bermain suling di Hotel Darmawangsa, Jakarta.

Tim penyeleksi pencari tokoh Ketut Liyer ini bertemu Hadi secara tak sengaja ketika mereka menginap di hotel tempat Hadi bekerja. Salah seorang dari mereka melihat sosok pria yang selama ini dicari untuk memerankan tokoh dukun.

Mereka mencari seorang pria tua, usia 65 tahun, dengan gigi ompong, dan dapat berbahasa Inggris. Setelah dilakukan serangkaian audisi, akhirnya Hadi terpilih menjadi tokoh sentral untuk bermain bersama sang Pretty Woman itu.

"Kalau dibilang kaget ya pastilah karena sebelumnya saya tidak pernah bermain film," jelas Hadi.

Dalam peran yang dimainkan bersama Julia Roberts sebanyak lima scene, Hadi meramalkan bahwa Julia akan mengalami dua kali kisah percintaan, yaitu jangka waktu yang panjang dan pendek. Tak hanya itu, Hadi melihat bahwa sosok Elizabeth Gilbert (Liz) yang diperankan Julia ini memiliki beban pikiran dengan tingkat stres tinggi.

Liyer pun menggambarkan garis vertikal dan horisontal (+) yang kemudian diceritakan kepada Liz bahwa dalam kehidupan itu harus berada di titik yang seimbang.

Jika terlalu berada di atas maka hubungan dengan Sang Pencipta dekat namun jarak dengan sesama yang diibaratkan sebagai bumi yang letaknya dibawah akan jauh, begitu pun sebaliknya. Dia menyarankan untuk berada di titik tengah yang menunjukkan keseimbangan.

Liz Gilbert diminta untuk melakukan rangkaian meditasi, untuk pagi hari, Liyer mempersilahkan melakukan pelajaran meditasi sesuai dengan apa yang didapatkan selama perjalanannya di India. Siang hari, Liyer mempersilahkan untuk pergi menikmati Bali dengan segala pemandangan dan keindahannya. Lalu, sore hari, Liz diminta untuk datang pada Liyer yang akan mengajari bentuk meditas baru.

Pelajaran meditasi yang diberikan Liyer adalah meminta Liz untuk duduk, tenang dalam kesunyian dan selalu tersenyum tidak hanya terlihat dari wajah saja namun pikiran dan hati yang paling dalam juga harus tersenyum.

Kegiatan ini dilakukan Liz berbulan-bulan sampai akhirnya dia pamit akan pulang ke New York.

Sebelum pamit pulang, Liyer sempat mengatakan pada Liz bahwa suatu saat dia akan kembali lagi. Ramalan itu benar karena dalam kurun waktu setahun kemudian, Liz kembali lagi ke Bali dan menemui Liyer. Saat itu, si dukun lupa dan saat Liz menunjukkan gambar yang diberikan, Liyer langsung teringat dan dia sedikit heran karena perubahan wajah Liz sangat jauh berbeda ketika pertama kali bertemu dirinya.

"Kamu dulu tua, jelek, dan terlihat kuyu tapi sekarang lebih cantik dan lebih bercahaya," ujar Liyer dalam sebuah adegan bersama Julia yang semua skenarionya dalam bahasa Inggris.

Liz pun menjelaskan kalau dia mempraktikkan semua apa yang diajarkan Liyer saat kembali ke New York. Dalam adegan inilah kesempatan Hadi untuk memegang pipi Julia Roberts.

Dalam scene terakhir Hadi, Julia Roberts memberikan hadiah berupa lontar miliknya yang berantakan kemudian telah rapi dan difotokopi kemudian dijilid. Tak hanya itu, Hadi memberikan hadiah kepada Julia Roberts sebuah buku mantra warisan kakeknya yang telah berusia ratusan tahun.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009