Singapura (ANTARA News) - Para pemimpin ekonomi Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) menyepakati Deklarasi Sustaining Growth, Connecting The Region (Memelihara Pertumbuhan, Menghubungkan Kawasan) dalam penutupan pertemuan puncak ke-17 APEC, di Singapura, Minggu sore.

Dalam Deklarasi itu, 21 pemimpin ekonomi APEC sepakat untuk bekerja sama memperkuat momentum untuk menuju pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan dan berimbang sebagaimana yang disepakati Forum G20.

Para pemimpin APEC juga menyadari keperluan untuk membangun sebuah paradigma baru bagi perubahan pascakrisis keuangan serta perluasan agenda perdagangan dan investasi yang akan memperkuat penyatuan ekonomi kawasan (REI) di Asia Pasifik.

"Kami tidak dapat kembali `tumbuh sebagaimana biasa`. Kami tahun depan akan menerapkan strategi komprehensif jangka panjang yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berimbang, inklusif, memelihara lingkungan dan mencari cara meningkatkan potensi pertumbuhan melalui inovasi dan pengetahuan," demikian isi deklarasi itu.

Pada deklarasi itu para pemimpin ekonomi APEC menyepakati 10 topik yang akan menjadi perhatian yaitu mendukung pertumbuhan ekonomi berimbang, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan menolak proteksionisme.

Kemudian, mendukung sistem perdagangan multilateral, mewujudkan penyatuan ekonomi kawasan, memperkuat kerjasama teknis dan ekonomi, mendorong keamanan warga, memerangi korupsi, meningkatkan pemerintahan yang baik serta transparansi, dan yang terakhir memperkuat APEC.

Deklarasi itu ditandatangani 21 pemimpin ekonomi sebelum sesi foto resmi APEC dan jamuan santap siang penutup.

Dalam sesi foto APEC tersebut para pemimpin ekonomi APEC mengenakan busana resmi. Pada sesi foto itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berada di barisan depan, diapit oleh Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama dan pemimpin ekonomi Hongkong-China Donald Tsang.

APEC merupakan forum yang terbentuk dan perkembangannya dipengaruhi antara lain oleh kondisi politik dan ekonomi dunia saat itu yang berubah secara cepat di Uni Soviet dan Eropa Timur, termasuk kekhawatiran gagalnya perundingan Putaran Uruguay yang akan menimbulkan proteksionisme dengan munculnya kelompok regional serta timbulnya kecenderungan saling ketergantungan diantara negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Forum yang dibentuk 1989 di Canbera, Australia itu telah melaksanakan langkah besar dalam menggalang kerjasama ekonomi sehingga menjadi suatu forum konsultasi, dialog dan sebagai lembaga informal yang kerjasama ekonominya berpedoman melalui pendekatan keterbukaan bersama berdasarkan sukarela dan melakukan inisiatif secara kolektif. Untuk mendukung keberhasilannya itu dilakukan konsultasi yang intensif terus menerus diantara 21 ekonomi anggota.

Pada awaln APEC didirikan oleh 12 negara yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009